Usaha budidaya sayuran dengan cara hidroponik kini ibarat jamur di musim hujan. Banyak yang ingin mengusahakan, tapi sayangnya terbatas pengetahuannya. Sebab, budidaya hidroponik tidak semudah membalikkan telapak tangan. Wick system mungkin menjadi salah satu cara budidaya hidroponik yang paling sederhana dan murah didapat, sehingga cocok untuk kalangan pemula. Bagi yang baru mulai mencoba bertani hidroponik, cara ini dapat lebih mudah mengetahui sistem atau teknik budidayanya terlebih dahulu sebelum membuat instalasi hidroponik yang besar dengan pipa.
Wick system atau sistem sumbu tetes ini memang targetnya adalah untuk pemula yang ingin belajar hidroponik. Fitri Yani dari Komunitas Indonesia Berkebun mengatakan, sumbu berguna untuk menyerap atau menghubungkan antara larutan nutrisi yang dimasukkan ke baki penampungan dengan media tanam.
“Kalau akarnya masih kecil kan belum sampai ke air, jadi untuk penyaluran nutirisinya agar diserap akar tanaman pakai sumbu. Sumbunya bisa dari kain flannel atau kain bekas yang bersih,” katanya. Kelebihan dari wick system ini yaitu tanaman mendapat suplai air dan nutrisi yang selalu tersedia di baki penampungan. Biaya alatnya pun murah karena sistemnya sederhana dan alatnya juga mudah didapat, bahkan dapat menggunakan barang bekas.
Tidak tergantung aliran listrik karena air dan sirkulasi udaranya dapat kita kontrol secara manual. Ukurannya yang tidak terlalu besar ini selain cocok untuk di lahan terbatas juga dapat dipindahkan dengan mudah. Di atas baki penampungan tersebut ada netpot yang diisi rockwool untuk media tanam hidroponik. Netpotnya sendiri diletakkan di penutup baki yang sudah diberi lubang. Nutrisi tanaman akan dimasukkan dalam air di bak penampungan.
