Tampilkan di aplikasi

Museum Pertanian, dari era old hingga zaman now

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3792
25 Maret 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3792

Sekjen Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro di salah satu sudut Museum Pertanian.

Sinar Tani
Presiden Pertama Indonesia, Soekarno pernah mengatakan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang ingat akan sejarah masa lalu bangsanya. Dengan pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa suatu negara akan maju apabila tidak lupa akan sejarah bangsa dan negaranya. Agar tidak lupa akan sejarah masa lalu, dibuatlah museum. Di Indonesia sendiri minat masyarakat mengunjungi museum terlihat masih kurang dibandingkan masyarakat luar negeri.

Seperti contoh, di Amerika Serikat, justru masyarakat berbondongbondong berkunjung ke Museum Sejarah Amerika. Beda dengan di Indonesia, masyarakatnya kurang berminat mengunjungi museum. Agar penduduk Indonesia berminat mengunjungi museum, memang tata pamernya harus dibuat menarik. Selama ini terkesan koleksi yang dipamerkan di museum tidak di tata dengan baik, sehingga terlihat usang dan membosankan.

Kalau melihat saat ini, sudah beberapa museum mentata koleksinya agar lebih menarik untuk dilihat. Salah satunya, Museum Pertanian. Menurut Menteri Pertanian era Orde Baru (1993-1998), Sjarifuddin Baharsjah, museum sendiri merupakan cerminan masa lalu bangsa Indonesia yang tujuannya untuk kebaikan di masa yang akan datang.

Sesuai temanya ”Connecting the Past to the Future”, memang Museum Pertanian ini dibuat konsep bukan hanya mengenalkan masa lalu pertanian, tapi juga bagaimana pertanian era sekarang dan masa depan. “Karena itu tema Museum Pertanian ini saya usulkan adalah Bertolak masa lalu, menatap masa depan,” kata Sjarifuddin dalam Persiapan Launching Museum Pertanian di Bogor, Rabu (20/3).
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI