Tampilkan di aplikasi

Pengawalan kelompok santri tani milenial

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3800
20 Mei 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3800

kelompok santri tani milenial / Foto : Pujiandilagil 1019

Sinar Tani
Alasan kaum muda milenial pedesaan enggan untuk terjun dan menggeluti sektor pertanian dan lebih memilih sektor industri perkotaan dan jasa, karena sektor industri dan jasa lebih menjanjikan untuk masa depan.Anggapan tersebut sebetulnya kurang beralasan, sektor pertanian apabila dikelola secara tepat dengan menggunakan teknologi modern yang berbasis agribisnis maka dapat menjamin kehidupan pelaku usaha pertanian yang lebih layak dan sejahtera. Penyadaran minat generasi muda pada sektor pertanian, memberikan peluang untuk mendorong percepatan pembangunan pertanian.

Salah satu sasaran yang potensial kaum muda untuk ditumbuhkan minatnya adalah santri yang berada di pondok pesantren. Berdasarkan data dari Kementerian Agama (Februari, 2019) jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 24.515 pondok pesantren dengan jumlah santri sebanyak 3.598.950 orang.Potensi tersebut dapat mendorong para santri untuk berkontribusi aktif di bidang pertanian dalam rangka mendukung Program Pembangunan Pertanian.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam menghadiri G-20 AMM (Pertemuan Menteri Pertanian) menyampaikan Sumber Daya Manusia pertanian merupakan modal pembangunan yang penting, kewirausahaan petani muda di pedesaan harus didorong, karena minat generasi muda saat ini menurun.Pengetahuan dan keterampilan generasi muda pertanian perlu ditingkatkan. Karena generasi milenial umumnya tertarik dengan internet dan teknologi informasi, maka penggunaan digitalisasi dapat digunakan untuk menarik mereka kembali ke sektor pertanian.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI