Tampilkan di aplikasi

Musim kemarau momentum dongkrak LTT di lahan rawa

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3807
16 Juli 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3807

Musim kemarau memang menyebabkan kekeringan pada lahan petani. Namun di sisi lain, musim kemarau juga bisa menjadi momentum untuk meningkatkan Luas Tambah Tanam (LTT), terutama di wilayah yang banyak memiliki lahan rawa lebak.

Sinar Tani
Di beberapa wilayah Indo nesia, dampak musim kemarau membuat tanaman padi milik petani mengalami puso atau gagal panen. Data menyebutkan, luas tanam padi yang terkena kekeringan selama periode Januari-Juni 2019 sekitar 20.964 ha atau hanya 0,28?ri total luas pertanaman sebesar 7.359.453 hektar (ha).

Dari jumlah yang kekeringan itu, lahan padi yang puso (rusak parah) hanya 0,003% atau 232 ha. Wilayah yang terkena kekeringan tersebar di 14 provinsi/ wilayah. Dibandingkan dengan periode Januari-Juni 2018, luas lahan padi yang kekeringan tersebut lebih rendah sekitar 78,18%. Begitu pun dengan puso selama periode Januari-Agustus 2019 lebih rendah 98,74% dibandingkan periode Januari-Juni 2018.

Sementara kekeringan pada musim kemarau (MK) April Septem ber 2019 juga masih lebih rendah 75,87% dibandingkan MK April-September 2018. Demikian juga yang puso pada MK April- September 2019 lebih rendah 98,94% dibandingkan MK April- September 2018. “Saat ini yang mengalami kekeringan serius ada lahan pertanian di Jawa, Bali Nusa Tenggara.

Berdasarkan data BMKG, luas lahan yang terkena kekeringan sekitar 102 ribu ha dan puso 9 ribu-an ha,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP), Sarwo Edhy. Untuk diketahui, informasi peringatan dini BMKG menyatakan tahun ini berpotensi kemarau ekstrem sampai dengan September.

Puncaknya terjadi pada Agustus. Wilayah yang terancam terdampak kekeringan terutama di Pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT. Secara umum penyebab kekeringan, selain curah hujan yang sedikit juga penggunaan varietas yang didominasi varietas tidak toleran kekeringan seperti Ciherang, IR 64 dan Mekongga.

Sementara petani yang menggunakan varietas seperti Situbagendit relatif aman dari dampak kekeringan. Minimnya penampung air di sekitar lahan pertanaman juga menyebabkan air tidak tertampung optimal saat curah hujan tinggi, sehingga tidak dapat dimanfaatkan saat musim kemarau.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI