Dengan potensi lahan rawa yang cukup luas, Sumatera Selatan menjadi salah satu provinsi yang menjadi target program Serasi. Di Bumi Wong Kito ini pemerintah telah menetapkan pengembangan lahan rawa seluas 200 ribu ha.
Kepala Balai Penelitian Lahan Rawa (Balittra), Hendri Sosiawan mengungkapkan, lahan yang dijadikan lokasi demfarm di Sumatera Selatan saat ini seluas 100 ha yang berlokasi di Kecamatan Talangrejo, Kab. Banyuasin. Untuk memperlancar kegiatan itu mulai September 2019 petugas akan dipusatkan di lokasi demfarm Banyuasin. Lokasi demfarm di Sumatera Selatan menurut koordinator lapang Program SERASI Prov.
Sumatera Selatan, Budi Raharjo, difokuskan di tiga desa di Kecamatan Muara Telang yakni masing-masing Desa Telang Rejo 36 ha, Sumber Hidup 32 ha, dan Telang Makmur 32 ha. Budi mengungkapkan, pengelolaan lahan rawa di Sumatera Selatan memiliki karakteristik berbeda dibanding lahan rawa di Kalimatan Selatan.
Lahan di Sumatera Selatan sudah lebih banyak dikelola dan kondisinya sudah lebih baik. Demikian pula dengan sistem kelembagaan di tingkat petani, di Sumatera Selatan sudah lebih berkembang. Karenanya, di Sumatera Selatan diturunkan 23 orang petugas pendamping yang ditempatkan di Kab. OKI, Musi Banyuasin, Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan.
Sedangkan di Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan 27 orang tenaga pendamping lapangan. Pelaksana Tugas Kepala Balai Pengkajian Teknologi (BPTP) Sumatera Selatan, Rustam menyampaikan, kegiatan ini sangat penting dalam program pengembangan lahan rawa.
Pada minggu pertama September akan dilakukan penarikan semua petugas detasir. Petugas pendamping yang saat ini ada di OKI, Muba, dan Banyuasin akan dipusatkan di Kab. Banyuasin. “Dari 23 orang yang ada hanya akan dipertahankan sebanyak 10 orang petugas pendamping,” ujarnya.
