Tampilkan di aplikasi

Petani milenial Agus Ali Nurdin, tidak cukup mekanisasi

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3815
17 September 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3815

Agus Ali Nurdin

Sinar Tani
Munculnya petani milenial menjadi angin segar bagi dunia pertanian. Artinya regenerasi petani berjalan. Salah satu contoh generasi muda yang terjun ke dunia pertanian adalah Agus Ali Nurdin, pemilik usaha Okiagaru Farm yang mengembangkan sayuran organik.

“Yang kami lakukan bukan sebatas budidaya sayuran organik. Namun terdapat P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Swadaya Pedesaan) sebagai lokasi pelatihan untuk petani,” kata Kang Guslee sapaan akrab Ali Nurdin. Menurutnya, dengan bonus demografi Indonesia, seharusnya dengan mudah untuk bisa terjadinya regenerasi petani.

Tetapi kenyataannya sekarang, sangat sulit mencari generasi muda yang mampu dan tekun untuk stay di kebun. Karena itu, kami mendeklarasikan berdirinya Komunitas Petani Muda Indonesia (KPMI) yang terdiri dari ribuan petani muda yang aktif di lapangan. “Dengan meniru kesolidan dan kebanggaan dari geng motor, kami ingin menjadikan komunitas petani muda ini bangga menjadi petani,” ujarnya.

Karena itu, rumus bisa menghadapi 4.0 dan menjadikan lumbung pangan 2045 ada pada eksekutor (petani). Kondisi ini bisa tidak jalan jika tidak ada generasi muda yang tidak menggantikan generasi sepuh (regenerasi petani) yang tidak mau turun bercocok tanam. “Jangan sampai ketika generasi ini enggan ke kebun, justru malah menciptakan serba digitalisasi dan mekanisasi. Tidak cukup dengan itu!,” tegasnya.

Mekanisasi diakui Kang Guslee memang bisa mengefisienkan olah tanam dan lainnya, namun belum terlalu bisa menarik minat dari generasi milenial. Sebab generasi ini cenderung bosan akan rutinitas sehingga terkadang hanya semangat untuk otak atik di awal saja, selanjutnya bosan dan ditinggalkan.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI