Tampilkan di aplikasi

Optimalisasi lahan kering melalui teknologi tumpang sari tanaman (Turiman)

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3827
20 Desember 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3827

Lahan kering potensial yang banyak terdapat di wilayah Jawa Barat

Sinar Tani
Saat musim kemarau, banyak lahan yang tidak termanfaatkan dan dibiar kan bera (tidak ditanami dalam suatu kurun waktu tertentu). Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri dalam dunia pertanian, di samping pesatnya perubahan lahan pertanian, ketersediaan air, dan tingginya lonjakan jumlah penduduk, sementara kebutuhan pangan tidak dapat ditunda dan harus terpenuhi.

Menjawab tantangan tersebut peneliti Balai Pengkajian Tekno logi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Dr. Ir. Yanto Surdianto, MP, melakukan pengkajian dengan menerapkan teknologi Tumpang Sari Tanaman (Turiman) pada lahan kering seluas 5 ha di Desa Sakurjaya, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Pelangi 1, pengkajian ini juga bertujuan untuk peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Bukan hal yang mudah untuk mengajak dan merubah pemikiran para petani yang terbiasa mengandalkan musim hujan untuk yakin dapat mengolah lahan kering di musim kemarau.

Namun kesungguhan Dr. Yanto beserta tim perlu diapresiasi, penerapan teknologi Turiman yang dilakukan pertama kali pada akhir Juni 2019 telah nampak hasilnya. Tiga bulan berselang, hasilnya tak dapat dipungkiri bahwa lahan kering dan tandus ternyata dapat berubah menjadi lahan pertanian yang subur dengan penerapan teknologi Turiman.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI