Tampilkan di aplikasi

Agar budidaya porang tak jadi bumerang

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3895
19 Mei 2021

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3895

Budidaya porang

Sinar Tani
Informasi keuntungan budidaya porang yang begitu gencar membuat petani banyak yang banting stir menanam tanaman ‘hutan’ tersebut, meskipun dengan pengetahuan yang terbatas. Jika salah, bukan untung yang bakal didapat tapi buntung. Bagaimana cara budidaya porang?

Tanaman porang umumnya ditanam secara tumpangsari di bawah tegakan hutan (jati, sengon, mahoni). Tetapi, bisa juga ditanam di pinggir hutan dan belukar. “Porang ini, gampang banget.

Petani cukup menanam sekali saja dan setelah panen umbi di musim ketiga, petani dapat memanen hasil berupa katak dan umbi setiap tahunnya tanpa perlu penanaman lagi,” ungkap Peneliti Ahli Utama Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Yuliantoro Baliadi, MS.

Untuk diketahui, tanaman porang mengalami pertumbuhan selama 5-6 bulan setiap tahunnya pada musim hujan. Di luar itu, tanaman mengalami masa istirahat/ dorman dan daunnya akan layu sehingga seolah-olah mati. Agar dapat tumbuh dan menghasilkan umbi, tanaman porang memiliki beberapa trik khusus dalam pertanamannya.

Mulai dari pemilihan lokasi, Penentuan lokasi penting karena terkait teknologi budidaya yang diterapkan. Misalnya, apakah akan di bawah tegakan pohon seperti di lahan hutan industri (jati, sono, mahoni, sengon) atau di lahan terbuka.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI