Tampilkan di aplikasi

Food estate village cerdas menyiasati perubahan iklim

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3901
6 Juli 2021

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3901

Food smart village (FSV)

Sinar Tani
Hujan deras masih terus mengguyur, meski perhitungannya sudah masuk musim kemarau. Kondisi ini patut diantisipasi petani, jangan sampai salah perhitungan dalam memilih usaha tani.

Perubahan iklim memang menjadi tantangan terberat dalam upaya peningkatan produksi pangan. Apalagi kini ada tuntutan memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa.

“Dampak cukup signifikan perubahan iklim itu adalah dalam pola usaha tani. Ada beberapa yang sudah kita rasakan. Misalnya, terjadi pola curah hujan yang berubah, seperti yang kita hadapi sekarang,” kata Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah, Joko Pramono saat Lokakarya DPW Perhiptani Jawa Tengah, Selasa (29/6).

Joko mencontohkan, pada Mei lalu terlihat akan masuk musim kemarau, namun kemudian curah hujan kembali tinggi. Kondisi tersebut berubah dari pola sebenarnya. “Ini menimbulkan kon sekuensi pada pola tanam petani di lapangan,” ujarnya.

Karena itu Joko mengingatkan, jajaran pertanian, termasuk penyuluh pertanian harus melakukan upaya antisipasi memberikan bimbingan ke petani terkait perubahan pola hujan ini. “Ini merupakan gejala yang dikatakan bisa terjadi akibat perubahan iklim, yakni iklim ekstrim. Ekstrim iklim yang biasa kita rasakan adalah gejala La-nina dan El-nino,” tuturnya.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI