Tampilkan di aplikasi

Sumber pupuk organik, jangan bakar jerami!

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3905
3 Agustus 2021

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3905

Petani

Sinar Tani
Budidaya padi organik memang memerlukan komitmen dalam pelaksanaan. Banyak petani yang kesulitan mengembangkan padi organik, karena banyak tantangan nya, terutama dalam pemupukan dan pengendalian hama penyakit.

Apalagi penggunaan pupuk organik membutuhkan jumlah yang sangat besar, serta memberikan efek kesuburan yang lebih lama dibanding pupuk anorganik alias tidak instan. Dampaknya, pada awalnya akan terjadi penurunan produksi, namun perlahan produksi akan meningkat dengan kembalinya kesuburan lahan.

“Pada budidaya padi organik petani yang membakar jerami setelah panen, saya anggap sebagai membakar uang,” ungkap Peneliti padi organik BB Padi Sukamandi, Dr. Suziani Susanti.

Menurut Suzi, jerami sisa panen bisa dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pemupukan di lahan. Memang diperlukan jumlah yang sangat besar, yaitu 5 ton jerami untuk lahan seluas 1 hektar (ha). “Alternatif lainnya bisa menggunakan kotoran hewan atau kompos dengan jumlah yang sama,” ujarnya.

Suzi menambahkan, kebutuhan unsur hara tanaman ada 16 jenis unsur, baik hara makro, mikro dan beneficial element hanya bisa didapat dari pupuk organik dengan kuantitas yang sangat besar.

Khusus untuk jerami perlakuan yang paling ideal sebagai pupuk organik adalah dengan proses pengomposan di luar lahan sawah yang lembab, bukan dalam kondisi yang tergenang air.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI