Tampilkan di aplikasi

Budidaya ramah lingkungan ungkit produktivitas padi

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3910
6 September 2021

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3910

Budidaya padi

Sinar Tani
Budidaya padi ramah lingkungan kini menjadi tuntutan di tengah kondisi lahan pertanian yang kian rusak. Bagi petani, budidaya ramah lingkungan juga menguntungkan, karena biaya usaha tani berkurang, sementara produktivitas tanaman justru terdongkrak.

Senyum mengembang Sanedi, petani Desa Jaya Laksana, Kecamatan Bunder, Kabupaten Indramayu saat panen padi beberapa waktu lalu. Ketua Poktan Sri Rejeki ini tak mengira produktivitas tanaman padinya jauh lebih tinggi dari musim tanam sebelumnya.

“Dulu disini sebelum mengenal teknologi BPRL ini, biasanya hanya 4 sampai 6 ton atau 7 ton GKP, sekarang bisa 11 ton GKP,” ujarnya Sanedi. Di lahan miliknya, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat melakukan uji terap teknologi BPRL (Budidaya Padi Ramah Lingkungan).

Menurut Sanedi, dengan menerapakan budidaya padi ramah lingkungan semua kembali ke alam. Jika sebelumnya petani membakar jerami, maka kini limbah tanaman padi itu dimanfaatkan sebagai pupuk. Selain itu, petani menggunakan pupuk hewan.

“Kita ngga usah ketergantungan dari luar, semua bisa dari pupuk hewan. Pakai yang alami hasilnya malah lebih bagus. Saya tak terlalu sulit menerapkan budidaya padi ramah lingkungan, apalagi saya juga mendapat bimbingan dari BPP,” katanya.

Dengan inovasi teknologi budidaya padi ramah lingungan, ternyata petani Indramayu membuktikan bisa menghasilkan padi dengan produktivitas 11 ton/ha. “Ada dampak signifikan kenaikan produktivitas yang dapat dilihat dari hasil panen mencapai 11 ton GKP dari sebelumnya 4-7 ton GKP,” kata Peneliti BPTP Jawa Barat, Bambang Susanto.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI