Penyuluh memang sebagai ujung tombak diseminasi hasil inovasi dan teknologi pertanian. Namun kegiatan penyuluhan tak akan mendapatkan hasil optimal jika hanya mengandalkan peran penyuluh pertanian. Dukungan dari banyak pihak terkait sangat diperlukan, termasuk pelaku usaha. Misalnya dalam sebuah kegiatan demfarm, peran pihak swasta akan sangat membantu.
“Gelaran demfarm padi hibrida Asbenindo saya nilai penting karena merupakan salah satu bentuk dukungan pihak swasta demi mensukseskan kegiatan penyuluhan pertanian di tanah air,” kata Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Siti Munifah.
Siti Munifah mengemukakan, aktivitas demfarm sudah lama dikenal karena merupakan salah satu metodologi pelaksanaan penyuluhan di lapangan. Lewat demfarm petani dapat langsung belajar secara nyata di lapangan.
Karena melibatkan tokoh dan pendamping, petani bisa dilibatkan dalam analisa usaha tani, sehingga bisa menghitung untung rugi saat mengimplementasikan inovasi teknologi tertentu. Belakangan kegiatan demfarm tanaman padi memang tak seheboh 10-12 tahun lalu, karena memasuki era digital.
Kemudian ada terpaan pandemi covid-19, sehingga tren kegiatan penyuluhan lebih banyak pada pembuatan video tutorial yang disebarluaskan secara daring ke masyarakat, termasuk petani. Kegiatan demfarm besar seperti yang dilaksanakan Asbenindo dinilai penting. Sebab, jika dilakukan pemerintah pasti akan berat dengan semakin terbatasnya dana APBN yang ditujukan untuk kegiatann penyuluhan.
“Jika hasil dari kegiatan demfarm tersebut dapat dikemas menjadi bentuk materi penyuluhan tentu manfaatnya sangat besar, terutama untuk mendukung pengembangan budidaya padi hibrida di Indonesia,” tutur Munifah.
