Tampilkan di aplikasi

Perlindungan tanaman, lebih efektif libatkan petani

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3914
11 Oktober 2021

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3914

Petani

Sinar Tani
Perubahan iklim global yang berdampak terhadap anomali iklim mendorong perkembangan hama dan penyakit pada tanaman. Serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tersebut bisa menyebabkan penurunan hasil panen. Cara efektif mengendalikan adalah melibatkan petani sejak dini dalam kegiatan PHT. Di Indonesia, penyakit utama tanaman padi memang menjadi langganan petani.

Sebut saja, hama hawar daun bakteri yang menyebabkan penyakit tungro (virus tungro), wereng batang cokelat (WBC), tikus dan lainnya. Kehilangan hasil padi akibat gangguan OPT bisa membuat petani igit arji. Bahkan jika masih bisa panen, maka keuntungan usaha tani terpangkas karena harus dikurangi biaya pengendalian hama penyakit yang nilainya juga sangat besar.

Kualitas produksi pun menurun, sehingga kalah bersaing di pasar. Sayangnya, sebagian besar petani hingga kini justru tidak bisa lepas dari pestisida sebagai salah satu cara memberantas hama dan penyakit. Jika melihat perkembangan pengendalian hama penyakit, maka sejak lama sudah ada program PHT.

Menurut Guru Besar Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian UGM, Y. Andi Perlindungan Tanaman, Lebih Efektif Libatkan Petani Trisyono mengatakan, gerakan PHT sebenarnya sudah berlangsung hampir 20 tahun. Namun kini konsep PHT harus bergeser bukan lagi konsep kontrol, tapi manajemen pengendalian.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI