Waktunya Tanam Padi
Waktu Potong Padi/ Di tengah sawah Sambil bernyanyi... adalah lagu yang penuh kegembiraan. Tapi Waktu Tanam Padi yang sebenarnya boleh jadi sebaliknya. Masa menanam padi itu penuh perjuangan dan ketegangan, tak ubahya mengurus anak sekolah tahun ajaran baru.
Musim Tanam adalah saatnya petani punya banyak urusan. Simpanan pangan di rumah mungkin masih “aman” karena baru saja panen.
Tapi modal untuk beli benih, pupuk, pestisida, dan membayar upah tenaga kerja dan sewa alsintan? Semua masalah itu ada di kepalanya, tapi barangnya ada di luar jangkauannya. Kalau tidak di bank, di kios saprodi atau di penyewaan alsintan.
Memang ada alternatif, ambil kredit KUR dan pupuk subsidi, atau utang dari sumber lain dan pupuk non subsidi. Untuk mendapat kredit KUR harus melalui prosedur baku dan untuk memperoleh jatah pupuk subsidi harus mendaftar lewat eRDKK. Tahun lalu, usulan pupuk subsidi berdasarkan eRDKK mencapai 24 juta ton tetapi yang bisa dipenuhi hanya 9 ton. Tetapi menurut data Pupuk Indonesia yang dibahas di Focus Group Discussion, yang terserap hanya 80 persen.
Kebijakan pupuk masih terus dalam penyempurnaan agar efektif meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Model Agro Solution yang berubah nama menjadi Program Makmur juga sedang terus dibesarkan. Program Makmur menunjukkan, menggunakan pupuk non subsidi lebih menguntungkan selama kredit perbankan dan pemasaran berjalan lancar. Ini bukti empiris bahwa kunci keberhasilan terletak pada kuatnya interdependensi hulu dan hilir (off farm) dan kegiatan produksi (on farm) yang saling menguntungkan. Inilah agribisnis yang sebenarnya ingin kita bangun.
Alsintan juga salah satu komponen penting. Jumlah, jenis dan peruntukan alsintan terus dalam pembenahan. Alat dan mesin pertanian untuk mengolah tanah, mengeringkan dan memproses gabah masih sangat diperlukan. Insentif ekonomi untuk usaha jasa alsintan belum memicu berkembangnya kegiatan ini di pedesaan. Berkembangnya kegiatan jasa alsintan akan mempermudah petani untuk menentukan pilhan dan alternatif.
Musim Hujan sudah datang dan Musim Tanam pun sudah dimulai. Katam atau Kalender Tanam digital sudah tersedia, petani di seluruh pelosok tanah air tinggal mendownload dan mempelajarinya. Teknologi digital sudah merambah ke seluruh sudut negeri. Jangan dilupakan pula, ada penyuluh yang berperan menginformasikan secara langsung.
Petunjuk dari Pranatamangsa yang menurut sejarahnya diperkenalkan oleh Sunan Pakubuwono VII pada tahun 1856 itu sudah mulai memudar digantikan oleh Kalender Tanam yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Klimatologi, Badan Litbang Pertanian. Nasib kalender serupa di beberapa daerah lain seperti Batak, Dayak dan Bali juga tidak berbeda. Sekarang sumber informasi penting itu tetap berharga sebagai artefak budaya bangsa.
Ada yang lebih penting, yaitu informasi tentang Climate Change dan Global Warming telah meningkatkan resiko bencana, kekeringan, kebanjiran dan juga hama. Climate change sudah menunjukkan giginya. Pengetahuan dan informasi tentang kejadian ini sejatinya sudah mulai dipahami petani melalui berbagai program termasuk penyuluhan.