Tampilkan di aplikasi

Hadapi La Nina dari teknologi, asuransi hingga pembenahan irigasi

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3918
8 November 2021

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3918

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo

Sinar Tani
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi selama musim tanam (MT) 2020/2021, sentra produksi pangan bakal terguyur hujan dengan instesitas tinggi. Bahkan hampir sebagian besar wilayah Indonesia terdampak La Nina, meski dengan tingkat variasi berbeda.

Berdasarkan monitoring BMKG, La Nina diprediksi terus berkem bang intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022. Dari kejadian La Nina tahun 2020 lalu, menunjukkan curah hujan mengalami peningkatan pada November hingga Januari, terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan, berkisar antara 20 – 70 persen di atas normal.

Mengenai adanya ancaman La Nina, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengharapkan agar Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Lingkungan Pertanian untuk membuat rekomen dasi teknologi pertanian yang tepat.

”Kita sudah harus menggunakan teknologi bagaimana menyimpan air. Saat hujan seperti ini, embung bagaimana?, pipanisasi atau dripping irigation,” kata SYL saat ber kunjungan di Balai Penelitian Lingkungan Pertanian di Pati, Kamis (4/11).

Dengan kondisi iklim yang kian sulit ditebak, SYL melihat keberadaan dan peran Balingtan ke depan dituntut lebih aplikatif dan inovatif. Pasalnya, isu-isu lingkungan yang berkaitan dengan pertanian, serta perubahan iklim global membutuhkan kecepatan dan ketepatan antisipasi dan solusi.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI