Tampilkan di aplikasi

Warti angkat derajat Ketela Gunung Kidul

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3921
30 November 2021

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3921

Ketela Gunung Kidul

Sinar Tani
Ketela pohon atau biasa disebut singkong menjadi komoditas yang banyak dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Gunung Kidul. Bahkan di kabupaten yang sempat tenar sebagai wilayah marginal tersebut, masyarakatnya mengelola menjadi gaplek. Bahkan produk pangan gaplek menjadi ikon kabupetan yang berada di DI Yogyakarta tersebut.

Mirisnya harga gaplek justru nilainya sangat rendah. Bermula dari rasa keprihatinan tersebut, Warti, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Ngudi Sari berinisiatif mengolah ketela agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan dikenal masyarakat.

Di tempat tinggalnya, Desa Kemiri, Kecamatan Tanjung Sari, Gunung Kidul, Warti bersama 23 anggota lainnya mencari terobosan menaikkan nilai jual ketela, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Itu dilakukan pada tahun 2015 lalu. Hingga kini ia konsisten mengembangkan pangan lokal. Bahkan belasan produk dihasilkan.

Sejauh ini upaya tersebut berhasil. Warti bersama anggotanya beberapa kali melakukan percobaan dengan pendampingan dari beberapa instansi seperti Dinas Pertanian Gunung Kidul. Selain itu pihaknya juga menerapkan hasil belajar bersama Paguyuban Pengolah Mocaf Gunungkidul.

Warti mengungkapkan, usaha awal yang dirintis KWT Ngudi Sari adalah produk olahan ketela berupa tepung mocaf. Produk ini selain laku di Desa Kemiri dan Kecamatan Tanjungsari juga sering dikirim ke luar kota. Bahkan beberapa pengguna bahan mocaf dari Yogyakarta dan Jakarta sebagian diantaranya telah langganan membeli.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI