Tampilkan di aplikasi

Mudahnya menjadi pahlawan kebaikan

Majalah Swadaya - Edisi 182
31 Oktober 2017

Majalah Swadaya - Edisi 182

Ketika mendengar kata pahlawan, secara tidak langsung kita berpikir pahlawan adalah mereka yang berjasa untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Sosok yang mengorbankan harta, jiwa, dan raganya demi kebebasan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan.

Swadaya
Kecintaan para pahlawan, meninggalkan kenangan tersendiri bagi bangsa ini. Tanpa perjuangan dan pengorbanan mereka, mustahil kita bisa merdeka seperti sekarang. Kondisi sekarang amatlah berbeda. Dulu, seorang dikatakan pahlawan ketika benar-benar turun di medan pertempuran.

Kini, untuk menjadi pahlawan, kita tidak harus turun ke lapangan dengan senjata maupun bambu runcing untuk menumpas para penjajah. Menumbuhkan jiwa kepahlawan ini, bukanlah disengaja meniatkan diri menjadi pahlawan agar jasa-jasanya dikenang oleh orang lain. Cukup menjadi sosok yang selalu dirindukan orang lain, karena kehadirannya dapat menjadi solusi.

Kepahlawanan adalah sifat yang harus dimiliki oleh seorang pahlawan, seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan. Sederhananya, untuk menjadi seorang pahlawan, Ia tak melulu harus turun ke medan perang. Dan seorang pahlawan adalah Ia yang memberi sebanyak-banyaknya manfaat.

“Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni) Hadis di atas merupakan hadis yang sangat familiar. Isinya yang tampak ringan dan mudah dicerna, membuat hadis ini menjadi hadis andalan untuk mengajak seseorang melakukan kebaikan.

Ternyata, mengamalkan hadis ini tidak seringan dan semudah yang dibayangkan. Diperlukan latihan yang keras agar dapat menjadi pribadi yang sesuai dalam hadis tersebut. Melalui hadis ini, Rasulullah mengajak umat islam untuk menjadi orang yang baik dengan berbuat ramah kepada orang lain. Rasulullah juga menganjurkan umat Islam untuk menjadi yang sebaik-baiknya manusia, yakni dengan menjadi manusia yang memberi manfaat, bukan mudharat.
Majalah Swadaya di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI