Tampilkan di aplikasi

Berkenalan dengan stres

Majalah Swadaya - Edisi 182
31 Oktober 2017

Majalah Swadaya - Edisi 182

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta ...” (QS Thâhâ [20]:124)

Swadaya
Kata “stres” adalah satu dari sejumlah istilah psikologi yang sudah sangat familiar di telinga. Tidak hanya familiar dalam istilah, dalam praktiknya pun, disadari atau tidak, gejala stres menjadi bagian keseharian kita.

Terkadang kita begitu bersemangat dalam bekerja, seakan-akan energi kita tiada batasnya. Namun, terkadang pula kita merasa letih, lesu, loyo, kehilangan mood, bete, hingga merasakan keluhan fisik yang tidak jelas dari mana asalnya. Semua itu sesungguhnya adalah bagian dari stres.

Secara sederhana, stres dapat diartikan sebagai reaksi atau respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap stresor psikologis, semacam tekanan mental, beban kehidupan, dan aneka permasalahan. Lihatlah bagaimana respons tubuh ketika kita harus menghadapi beragam target dan beban kerja yang berlebihan.

Apabila kita sanggup mengatasi beban tersebut, artinya tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh, pada saat itu kita bersangkutan tidak mengalami stres. Namun sebaliknya, jika ternyata kita mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga kita tidak mampu menjalankan pekerjaannya secara optimal, pada saat itu kita mengalami distres.

Itulah mengapa, tidak semua bentuk stres bermakna negatif (buruk). Ada stres yang positif (eustres) dan ada pula stres yang negatif (distres). Bahkan, Dr. Hans Seyle seorang peneliti masalah stres mengatakan eustres dapat mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh, merawat kebahagiaan, dan meningkatkan harapan hidup.
Majalah Swadaya di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI