Selain menghidupkan sunnah, menyembelih hewan kurban juga merupakan wujud syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Rasa syukur itu diwujudkan dengan mengorbankan sebagian harta yang dicintai hanya semata-mata karena mengharap rida Allah SWT. Tauhid adalah makna sejati dari kurban.
Ketika seorang hamba benar-benar mencintai Rabbnya, dan menganggap Rabbnya adalah di atas segalanya, maka segala kemewahan yang ada di dunia sungguh tak berarti lagi baginya. Apapun akan dilakukan demi menyambut perintah Rabbnya. Jangankan tenaga, harta terindah dan teristimewa pun akan dikorbankannya demi Rabbnya.
Ingatlah pengorbanan Ibrahim. Ibrahim sangat mencintai Ismail, putra terkasih yang telah lama dinantikan. Ketika Ibrahim baru saja menikmati kebersamaannya dengan Ismail, Allah SWT memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih putra kesayangannya itu. Sungguh ujian yang luar biasa bagi Ibrahim. Namun karena sadar perintah tersebut datang dari Allah SWT, maka Ibrahim pun segera melaksanakan perintahnya.
Qurban Peduli Negeri. Berkah ibadah kurban tak hanya dirasakan oleh mereka yang berkurban. Keberkahan Idul Kurban pun ikut dirasakan oleh para penerima kurban di mana pun berada. Di kota, pedesaan, daerah konflik, bahkan hingga pelosok daerah pun dapat merasakan “manis” nya keberkahan Idul Adha. Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid (DT) memfasilitasi para muqarib (pekurban) menunaikan ibadah kurban melalui program Qurban Peduli Negeri (QPN).
Berbeda dari tahun sebelumnya, pendistribusian daging kurban tahun ini dilakukan hingga pelosok desa agar daging kurban tidak menumpuk di kota. Dengan demikian, saudara kita di pelosok desa yang sangat jarang mendapatkan hewan kurban, juga mendapat bagian yang sama.
