Tampilkan di aplikasi

Manusia baru, manusia istiqamah

Majalah Swadaya - Edisi 189
4 Juni 2018

Majalah Swadaya - Edisi 189

Ramadhan berlalu, apa yang ada dalam pikiran kita? Baju baru, sepatu baru, menu makanan baru atau menjadi manusia “baru” dengan jiwa yang “baru”? Ya, Ramadhan identik dengan hal-hal yang baru dari mulai busana baru, hingga nuansa rumah serba baru. / Foto : ANTON HS

Swadaya
Ramadhan berlalu, apa yang ada dalam pikiran kita? Baju baru, sepatu baru, menu makanan baru atau menjadi manusia “baru” dengan jiwa yang “baru”? Ya, Ramadhan identik dengan hal-hal yang baru dari mulai busana baru, hingga nuansa rumah serba baru.

Tapi, tahukah sahabat, ada hal baru yang lebih penting dari sekadar baju baru atau style baru? Ini lebih penting dari apa pun dan lebih bernilai dari dunia dan segala isinya. Menjadi manusia “baru” dengan jiwa yang “baru” harus dimiliki setiap muslim ketika melewati bulan Ramadhan. Ketika sebelum Ramadhan enggan membaca al-Quran, lalu saat Ramadhan mulai membaca al-Quran.

Maka, setelah Ramadhan, kebiasaan membaca al-Quran harus terus dilakukan. Begitu pun ketika sebelum Ramadhan tidak gemar bersedekah dan ketika Ramadhan mulai terbiasa bersedekah, maka setelah Ramadhan kebiasaan bersedekah harus menjadi amalan yang tak bisa ditinggalkan.

Inilah makna menjadi manusia baru yang sesungguhnya. Ia tidak menjadikan amalan-amalan supernya hanya berlaku saat Ramadhan atau amalan musiman. Salat lima waktu hanya saat Ramadhan, bersedekah hanya saat Ramadhan, membaca al-Quran hanya saat Ramadhan, dan melakukan amal-amal kebaikan hanya saat Ramadhan.

Manusia dengan jiwa dan semangat yang baru akan menjadikan amalan-amalan unggulan yang biasa dilakukan saat Ramadhan menjadi amalan hariannya. Ia akan salat, bersedekah tanpa batas, tilawah, dan melakukan amal-amal baik lainnya meskipun di luar Ramadhan.
Majalah Swadaya di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI