Tampilkan di aplikasi

Ekspedisi pelosok negeri: Suku anak dalam, Jambi

Majalah Swadaya - Edisi 189
4 Juni 2018

Majalah Swadaya - Edisi 189

ORANG Rimba atau Suku Kubu yang dikenal juga dengan sebutan Suku Anak Dalam (SAD) merupakan suku minoritas yang ada di Provinsi Jambi.

Swadaya
ORANG Rimba atau Suku Kubu yang dikenal juga dengan sebutan Suku Anak Dalam (SAD) merupakan suku minoritas yang ada di Provinsi Jambi. Mereka hidup di tengah hutan dengan segala keterbatasan, yakni akses pendidikan, pangan, kesehatan, dan lainnya.

Pendidikan yang merata merupakan indikator meningkatnya kualitas pendidikan bangsa kita. Pendidikan tak hanya milik orang-orang kota. Sahabat kita di pelosok pun berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Bagi mereka (Suku Anak Dalam Jambi) bersekolah adalah aktivitas yang mahal.

Selain karena biaya untuk membeli perlengkapan sekolah, jarak yang harus ditempuh juga membutuhkan perjuangan dan biaya yang tak sedikit. Bertahan dengan kondisi menjadi pilihan terakhir karena ekonomi mereka yang masih sulit dan kian terjepit.

Daarut Tauhiid (DT) Peduli bersama Sobat Eksplorasi Anak Dalam (SEAD) mencoba menghadirkan pendidikan kepada sahabat kita SAD Jambi dengan program pembinaan pendidikan di Sekolah Darurat Pelosok Negeri.

Agenda perdana yang dilakukan di hutan pemukiman SAD Jambi, tepatnya di Desa Hajran, Kecamatan Bathin XXIV Kabupaten Batanghari adalah bakti sosial, mapping lokasi dan assesement lokasi untuk pembinaan berkelanjutan. Antusias anak-anak SAD beserta orangtua untuk belajar sangat tinggi.

Mereka sangat berkeinginan bisa baca tulis, agar tak ada pihak-pihak atau oknum yang semena-mena memanfaatkan ketidakfahaman meraka. “Anak-anak kami ko harus pintar biak masa depannyo gek cerah, kami nak jugo belajar baco samo nulis biak biso bekirim surat ke pemerintah”. ucap Tumenggung Meena. Salah seorang warga SAD Jambi.

Ada 43 KK SAD yg tersebar wilayah hutan Desa Hajran. Namun secara administrasi mereka belum terdaftar secara resmi (sedang dalam proses). Mereka juga berkeinginan untuk mempunyai Balai Adat atau SEKOLAH DARURAT yang bisa dipergunakan untuk proses belajar mengajar ataupun kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.
Majalah Swadaya di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI