JELANG musim mudik, kerapkali kita disuguhi banyak cerita suka cita penuh bahagia karena para pemudik bisa bertemu orang-orang tercinta. Terselip pula cerita duka. Mulai dari sulitnya mendapatkan tiket, sampai ketidaknyamanan selama perjalanan menjadi pengalaman yang berharga.
Begitu pula dengan kaum difabel (Different Ability People). Keterbatasan yang dimiliki, mengakibatkan mereka seringkali mendapat perlakuan tidak adil atau kurang menyenangkan selama perjalanan. Kesulitan itu semakin terasa saat musim mudik. Dudu Hafidz, penyandang Tuna Netra Cum Ketua Difabel Creative Centre DPU Daarut Tauhiid sempat menceritakan kisah mudiknya.
“Penyandang tuna netra, seperti saya sering dicuekin oleh calon penumpang lain saat menanyakan keberadaan bus, Ini juga berlaku untuk penderita disabilitas lain,” curhat Dudu Hafidz, penyandang tuna netra yang juga Ketua Difabel Creative Centre DT Peduli. Mengakomodir hal tersebut, DT Peduli kembali menggelar program Mudik Gratis untuk Difabel, mengangkat tema Mudik Aman, Nyaman, dan Berkah.
“Setelah sukses dilaksanakan selama tiga tahun,kali ini program Mudik Bareng Difabel akan kembali dengan memberikan fasilitas kendaraan mudik gratis dan bingkisan lebaran,” jelas Dadan Junaedi, Direktur Program DT Peduli. Dadan menambahkan tujuan diadakannya program ini agar kaum difabel mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam perjalanan mudik.
Program Mudik Bareng Difabel ini akan diadakan di Karawang, Purwakarta, Bekasi, Bogor, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Indramayu, Majalengka, Kuningan, dan Cirebon dengan target 500 peserta. Adapun kaum difabel yang mengikuti program mudik gratis ini adalah para mustahik (tingkat ekonomi menengah ke bawah).
