Tampilkan di aplikasi

Ahad, Ahad dan Ahad Gempa di Lombok

Majalah Swadaya - Edisi 192
6 September 2018

Majalah Swadaya - Edisi 192

Aktivitas relawan DT Peduli bersama anak-anak pengungsi.

Swadaya
Gempa yang terus menerus terjadi di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, menyisakan duka mendalam. Selain memakan ratusan jiwa, rumah-rumah warga juga ikut hancur. Fasilitas umum seperti sekolah, masjid, pasar, dan sebagainya pun ikut hancur. Lebih dari sepuluh ribu pengungsi menempati beberapa titik pengungsian dan ribuan lainnya masih bertahan di rumahnya meski dalam keadaan tidak layak huni.

Masjid, pasar, sekolahan, bahkan tempat pariwisata pun menjadi sepi. Hampir tak ada aktivitas, apalagi tempat-tempat yang berdekatan dengan pantai. Takut Tsunami Katanya. Warung, kapal, dan rumah mereka tinggalkan. Tempat wisata pun nyaris seperti pantai mati. Masjid-masjid megah pun tak luput dari kerusakan, dari mulai kerusakan kecil hingga yang fatal. Walau demikian, masih ada saja beberapa warga yang bersemangat memakmurkannya.

Mau tak mau, anak-anak pun menjadi korban. Beberapa anak ada yang terluka dan harus tinggal di tenda-tenda pengungsian bersama keluarganya. Tempat yang tak bersahabat bagi anak-anak yang masih sangat memerlukan perlindungan, apalagi, masih banyak anak usia balita yang ikut merasakan dinginnya malam di tenda pengungsian.

Namun, anak-anak tetaplah anak-anak. Di dalam kondisi apa pun, mereka tetaplah anak-anak yang masih polos. Di mana pun berada, ada teman ataupun tidak, mereka akan tetap bermain, berlari, dan tertawa. Mereka tak paham dengan kondisinya saat ini, karena mereka hanya tahu, selama bersama keluarganya terutama ayah dan ibunya, mereka aman. Saat ini, mereka tak sekolah. Hanya ikut kegiatan yang disuguhkan para relawan.

Ahad, Ahad dan Ahad Gempa di Lombok. Saat melihat langsung lokasi terdampak gempa di Lombok, Saya menarik nafas dalam-dalam. Sungguh, ini bencana besar. Lebih besar dari gempa Jogja dan Padang. Terlihat jelas kelelahan dan kepasrahan di raut wajah semua warga. Karena hampir semua rumah hancur, runtuh tak tersisa. Ada juga yang masih tidak percaya, karena salah satu anggota keluarga harus terrenggut nyawanya.
Majalah Swadaya di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI