Rasulullah Muhammad saw bagaikan al-Quran berjalan. Tingkah laku, lisan, dan perbuatannya menunjukkan keindahan Quran. Generasi yang dididik langsung oleh beliau, yakni para sahabat juga memiliki akhlak yang patut kita jadikan teladan.
Maka, amatlah layak kita selaku umatnya mengamalkan al-Quran dalam keseharian. Di zaman teknologi informasi yang kian pesat, perjuangan untuk lebih intens den gan Quran, semakin terasa.
Dalam 24 jam, - banyak yang menghabiskan waktunya berjam-jam untuk membaca Whatsapp, melihat tayangan di Youtube, atau berselancar dunia maya seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Tapi, sedikit sekali waktu yang digunakan untuk membaca al-Quran.
Akhirnya, Quran hanya dibaca jika ada sisa waktu, bukan karena meluangkan waktu. Padahal, Quran adalah karunia dari Allah SWT. Kitab suci yang menuntun seorang muslim untuk selamat di dunia dan akhirat.
Tapi, lagi-lagi keahlian setan menggoda umat manusia sejak zaman Nabi Adam, selalu punya cara untuk menjauhkan umat Muhammad saw dari al-Quran.Saat serius membaca Quran, telepon genggam tiba-tiba berdering.
Ada pemberitahuan Whatsapp yang masuk, atau ada yang komen dan like di media sosial, hingga telepon dari seseorang, membuat sebagian dari kita melirik telepon genggamnya, menutup al-Quran, kemudian melanjutkan aktivitas dengan telepon genggam.
Fokus hanya membacanya, belum ke tahap menghafal, sudah demikian tantangannya. Maka, hanya kepada Allah SWT kiranya kita memohon kekuatan agar diberikan keistiqamahan membaca al-Quran, menghafal, hingga mengamalkannya.
