Secara kasat mata tidak ada yang berbeda dari sebuah lahan pertanian sayur di Desa Sindang Jaya, Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Di pinggir pematang yang hanya dipisahkan jalan setapak pakcoy berusia 15 hari tampak menghijau, warna senada juga diciptakan oleh salada air yang sedang masuk masa panen. Semuanya terhampar luas bak permadani raksasa yang menyejukkan mata.
Namun jika diperhatikan, semua komoditi yang ditanam itu pada bagian batang tak dijejali butir-butir pupuk kimia, daunnya pun juga bisa langsung disantap tanpa takut terkontaminasi residu dari pestisida. Berjarak selemparan batu dari lahan pertanian tersebut, 6 orang petani si empunya kebun terlihat sibuk mengemas sayuran pasca panen di bangunan bermaterial bambu. Selain pakcoi dan selada air para petani itu juga tampak tengah menyortir cabai merah, brokoli, tomat chery dan wortel.
Belum juga semua sayuran itu terkemas rapi, rombongan petani lain yang tengah berada di kebun kembali datang sambil membawa puluhan kilogram sayur yang baru dipanen dari Green House yang terletak tepat di tengah kebun. Begitulah suasana di kebun sayur sehat milik paguyuban Sumber Jaya Tani binaan Dompet Dhuafa. Manager Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa Beni menuturkan, program Green Horti di Desa Sindang Jaya merupakan salah satu turunan dari program Mustahik Move to Muzakki (M3) berbasis pertanian.
Dengan komoditas hortikultura, program ini melibatkan 30 orang petani. Masing-masing dari petani mengelola lahan seluas 2.000 meter persegi, di mana 500 meternya digunakan untuk pertanian sehat atau organik. Green Horti di Desa Sindang Jaya merupakan satu dari 30 program pemberdayaan ekonomi yang dimiliki Divisi Pertanian Sehat Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.
