Tampilkan di aplikasi

Menabur entrepreneur untuk makmur

Majalah Swara Cinta - Edisi 73
18 September 2017

Majalah Swara Cinta - Edisi 73

Selain pendidikan 1 tahun untuk jadi pengusaha, Dompet Dhuafa juga punya cara lain melahirkan entrepreneur andal.

Swara Cinta
Indonesia, kenyataannya tidak seindah dalam lagu Koes Plus, tongkat dan kayu tumbuh jadi tanaman. Buktinya, masih banyak penduduknya berada dalam kemiskinan dan banyak pula anak mudanya dalam usia produktif yang pengangguran. Kalau dibaca hasil penelitian McClelland, Harvard University, sebuah negara dikatakan mencapai kemakmuran, bukan saja penduduknya terbebas dari pengangguran dan kemiskinan.

Malah lebih dari itu, kemakmuran diukur dari jumlah entrepreneur (pengusaha) yang ada di negara itu. “Sebuah negara akan mencapai kemakmuran setidaknya minimal memiliki 2% entrepreneur dari seluruh penduduk negara itu,” tulis laporan penelitian McClelland. Bagaimana dengan Indonesia? Jangankan memiliki banyak entrepreneur, saat ini Indonesia masih berkutat pada pemberantasan kemiskinan dan pengangguran.

Menurut data Kemenkop & UKM, Indonesia saat ini baru memiliki 1,56 persen entrepreneur, atau sekitar 3,8 jutaan dari 255 juta penduduk Indonesia. Jauh dari angka entrepreneur yang dimiliki negara tetangga seperti Singapura (7 persen), Malaysia (5 persen), Amerika (12 persen) dan Jepang (10 persen).

“Fakta ini memang miris tapi menimbulkan sebuah motivasi bagi Dompet Dhuafa untuk ikut berpartisipasi dalam memakmurkan negara ini. Yaitu dengan cara mencetak para entrepreneur baru melalui pendidikan 1 tahun untuk jadi pengusaha,” ungkap Asep Hendriana, S.E., Direktur Kampus Bisnis Umar Usman, kepada Swara Cinta, Februari 2017 lalu. Kampus Bisnis Umar Usman, memiliki jenjang pendidikan setara D1 (Diploma Satu) dengan konsentrasi pada usaha online marketing, fashion, kuliner, property dan jasa.
Majalah Swara Cinta di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI