Tampilkan di aplikasi

Elegi di beranda negeri

Majalah Swara Cinta - Edisi 73
18 September 2017

Majalah Swara Cinta - Edisi 73

Di sini kami jalankan program Makmal Pendidikan dan Sekolah Literasi Indonesia.

Swara Cinta
Di bawah gelayut awan mendung segerombolan anak-anak berusia 10 tahun berlarian. Tanpa alas kaki mereka tak sungkan menembus genangan air dan lumpur. Di saat awan gelap makin menggumpal mereka akhirnya tiba di balai desa. Usai membersihkan kaki, rombongan anak-anak itu lantas memasuki pendopo utama guna mengikuti pembelajaran.

Di dalam ruangan seluas 8 x 6 meter persegi tersebut tak terlihat rasa lelah, hanya senyum gembira yang menghiasi wajah anak-anak. Tak lama kemudian, di jendela yang tingginya se-dada orang dewasa giliran orang tua murid yang datang mengintip. Dengan rasa penasaran, orang tua murid yang sebagian besar ibu-ibu itu terus memperhatikan, sesekali lambaian tangan dari daun jendela menghiasi proses belajar mengajar.

Bagi anak-anak Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, pendidikan tak ubahnya seperti barang baru. Jauh sebelum tim guru yang dikirimkan Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa tiba, kondisi masyarakatnya sangat memprihatinkan. Sebagian besar warga di kepulauan yang terletak di Selat Malaka tidak bisa membaca, berhitung, tak mengenal negara hingga agama. “Saya tidak pernah membayangkan di Provinsi Riau yang kaya minyak masih ada daerah seperti ini.

Di sini kami jalankan program Makmal Pendidikan dan Sekolah Literasi Indonesia. Kami mengemban tugas untuk memperbaiki pendidikan, mulai dari struktur, sistem interaksional, hingga budaya sekolah,” ungkap Siti Kurniawati, guru pedamping SGI yang diberi amanah melakukan pendampingan bagi warga Dusun Bandaraya, Desa Sokop, Kecamatan Rangsang Pesisir, Meranti.
Majalah Swara Cinta di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI