Bisnis halal adalah penggabungan antara tiga unsur yang terdiri dari zat, prosesi dan bagaimana cara mengirim zat tersebut. Untuk itu dibutuhkan suatu wadah supaya ke tiga unsur tersebut dapat terdeliver dengan sempurna. Salah satu caranya antara lain dengan menggagas Indonesia Halal Expo.
Hal tersebut diungkapkan oleh Tim Indonesia Halal Lifestyle Centre, Guntur Subagya dalam Lunch Series Cari Cara persembahan KEB Hana Bank dan Digdaya Dinamika Publika di Jakarta Mei 2018. Berbicara Halal Expo di Indonesia lanjut Guntur semuanya murni berjalan berkat partisipasi masyarakat yang sadar akan potensi bisnis halal, kendati memiliki prospek yang besar namun keberadaan Halal Expo nyaris tanpa dukungan dari pemerintah.
Menurut Guntur meski Indonesia berpenduduk muslim terbesar di dunia namun tergolong sebagai negara yang tertinggal menggelar event Halal Expo. “Baru sejak 2016 Indonesia baru bisa menggelar Indonesia International Halal Converence Expo padahal ini salah satu proses kita mendelivery zat tersebut,” ujar Guntur dalam paparannya. Menyatut data yang dikantongi Guntur, Filipina, Thailand dan Australia, tiga negara tetangga Indonesia yang notabene berpenduduk non muslim sudah lebih dulu menggelar Halal Expo.
Langkah itu juga diikuti oleh Jepang, Taiwan, Spanyol, Inggris, Korea dan Russia. Bahkan negara-negara tersebut telah memiliki kalender dan agenda resmi Halal Expo yang terjadwal setiap tahunnya. “Australia membuat Halal Expo karena mereka adalah importir daging terbesar. Sedangkan negara lain membuat Halal Expo karena industry halal memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata,” tambahnya.
