Assalamu’alaikum wr.wb, Pembaca yang budiman, satu syariat Islam yang memiliki dua dimensi, sosial dan ritual adalah Kurban. Selain meneruskan sunnah Nabi Ibrahim dan memenuhi tuntunan Islam, ibadah ini memiliki dampak yang besar, baik sosial maupun ekonomi.

Dari sisi ekonomi, perputaran uang dari transaksi jual beli hewan kurban sangat besar. Dari sisi sosial, ibadah kurban mengandung esensi kepedulian dan kebahagiaan. Ibadah kurban merupakan tanda syukur kita kepada Allah SWT yang dimanifestasikan dengan kepedulian.

Selama ini, masyarakat yang paling banyak menunaikan kurban adalah kelompok kelas menengah atas yang tinggal di kota-kota, sehingga daging kurban pun menumpuk di kota. Sementara di daerah-daerah pelosok, di mana masyarakatnya jarang makan daging, justru sedikit yang berkurban, atau bahkan tidak ada.

Melalui Tebar Hewan Kurban (THK), Dompet Dhuafa mengajak kita untuk ikut berbagi membentang kebaikan hingga pelosok Nusantara dengan kurban. Dengan demikian, tidak hanya orang kita yang bahagia, warga desa pun bisa merasakan hari raya yang sesungguhnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Sampul
Senarai
Salam redaksi
Bingkai: Sapi naik perahu
Arus utama: Kurbanesia menjawab panggilan jaman
     Uba bahagia dengan daging kurban
Warna: Masjid indah di Timur Indonesia
EKBIS: Asuransi syariah bukan kegiatan jual beli
Khusus: Darling layani masyarakat Jawa, Bali dan Sumatera
Parenting: Pentingnya mendampingi anak di hari pertama sekolah
Fit n fresh: Sehat pasca berkurban? Lakukan cara ini
Mosaic: Setelan hijab kece buat ngantor
Aktualita: Dhompet dhuafa luncurkan program STBM di Lampung Timur
Sosok: Manisnya madu Odeng ubah nasib warga desa Ujung Jaya
Lirik: Mengangkat mualaf yang tak mampu berdiri
Beranda: Dompet Dhuafa rekrut 24 kawan SLI
     Dompet Dhuafa resmikan gerai sehat Madiun
Advetorial: Ramadhan Runway 2019, geliatkan tren fashion muslim di Indonesia
Budaya: P4 agar seniman lebih berdaya
Destinasi: Taman Nawari, destinasi instagenic teranyar di Yogyakarta
Unggah: Kurban ibadah unggulan
Sketsa: Berangkat haji
Kontemplasi: Ulama dan penguasa