Pesatnya perkembangan filantropi di Indonesia telah mendorong berbagai inovasi dalam aktivitas kedermawanan. Inovasi tersebut meliputi proses penerapan informasi, imajinasi, dan inisiatif untuk menghasilkan nilai yang lebih besar dari sumber daya yang dimiliki.
Co-chair Badan Pengarah Filantropi Indonesia Erna Witoelar menuturkan inovasi tersebut merupakan modal besar dan diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi bangsa. “Oleh karena itu penyelenggaraan FIFest 2018 khusus menampilkan pameran dan forum yang penuh informasi, inovasi, pengetahuan dan inspirasi. FIFest 2018 juga memberikan kesempatan untuk mendukung kegiatan filantropi melalui berbagai program,” ucap Erna dalam pembukaan FIFest 2018 di Jakarta Convention Centre, Jakarta (15/11).
Sebagai keynote speech FIFEst 2018 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional – Kepala BAPPENAS, Prof. Dr. Bambang P.S. Brodjonegoro menyampaikan apresiasi sebesar – besarnya kepada Filantropi Indonesia atas perhatian terhadap bidang filantropi. Munculnya mekanisme dalam berfilantropi dapat mendorong dalam pencapaian SDG’s.
“Trust Building, Equal Partnership, Participation, Accountability and Mutual Benefits, those are five partnership principal. Prinsip kemitraan yang menumbuhkan rasa ke relawanan dalam berfilantropi,” jelas Bambang dalam festival 2 tahunan itu.
Bambang berujar, filantropi bukan soal kaya atau miskin tetapi tentang kepedulian. Siapa pun yang menunjukan kepeduliannya maka mereka telah melakukan kegiatan filantropi. Terlebih pelaku filantropi kini didominasi oleh kaum milenial dengan prinsip kemitraan. Bambang menyebutkan filantropi milenial sekarang memiliki peran begitu besar di dunia kedermawanan.
