Tampilkan di aplikasi

Dai ambassador dompet dhuafa tangan dingin pak de, pegiat dakwah Timor leste

Majalah Swara Cinta - Edisi 100
10 Juli 2019

Majalah Swara Cinta - Edisi 100

Pak de

Swara Cinta
Pak De, begitu panggilannya. Kebenciannya pada Indonesia sangat mengakar kuat. Dia ikut dalam perjuangan Fretilin demi membebaskan Timor Leste dari Indonesia. Namun pertemuannya dengan teman yang berasal dari Padang dan Dai dari Lamongan mengubah pemikirannya 360 derajat. Ia mengucapkan syahadat dan langsung berhijrah menuju Jawa.

“Dulu Pak De sangat benci orang Indonesia, Nak. Pak De bahkan menghasut orang-orang yang bisa Pak De pengaruhi agar menyerang dan memusuhi orang Indonesia. Pak De galang kekuatan bersama Fretilin untuk melampiaskan kebencian Pak De. Tapi semua itu berubah karena orang Indonesia juga, ” ujar Jose Angelo yang kini dipanggil Pak De, dengan mata berkaca-kaca mengenang masa lalunya.

Yayasan Taman Pengetahuan menjadi pilihannya. Ia mulai belajar Islam dari dasar. Tidak peduli umurnya. Saat itu Pak De sudah 28 tahun. Sudah menikah dan memiliki anak. Semua Pak De tinggalkan karena Islam. Pak De belajar bersungguh-sungguh. Dalam masa satu tahun, Pak De mampu membaca al-Qur’an dengan baik. Tahun 1982 - 1990 adalah masa dia menjadi santri. Sepulang dari Jawa, Pak De langsung diangkat menjadi salah satu pengurus Partai Islam pada saat itu, bahkan dipercaya menjadi Wakil Ketua ICMI Dili.

Kiprahnya dalam perjuangan Islam di Timor Leste luar biasa. Banyak penduduk Timor Leste menjadi mualaf karena berdialog dengan Beliau. Tidak jarang yang menangis, bahkan rela pindah rumah dan meninggalkan keluarga demi belajar Islam dengan Pak De. Pak De sudah merawat ratusan mualaf dan mendidik mereka agar menjadi “orang”. Banyak orang Timor Leste menjadi ustaz, imam masjid, guru dan pegiat dakwah hasil tangan dingin beliau.
Majalah Swara Cinta di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI