Tampilkan di aplikasi

Buku Tazkia Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Muhammad SAW The Greatest Inspirator & Motivator

1 Pembaca
Rp 185.000 30%
Rp 130.000
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Nilai-nilai motivasi serta inspirasi yang bersumber dari perkataan dan perbuatan Rasulullah sebagaimana diangkat dalam buky ini sejarahwan Thomas Carlyle mengatakan “Muhammad adalah seorang laki-laki yang jujur dan setia. Jujur dalam perbuatan, perkataan dan pemikirannya. Seorang lelaki yang pendiam apabila tidak ada yang harus dikatakan tetapi selalu bijak dan tulus apabila bicara. Selalu mencerahkan setiap persoalan.” . “(Muhammad adalah) seorang laki-laki yang jujur dan setia. Jujur dalam perbuatan, perkataan dan pemikirannya.... Seorang laki-laki yang pendiam apabila tidak ada yang harus dikatakan, tetapi selalu bijak dan tulus apabila berbicara. Selalu menerangi/mencerahkan setiap persoalan. Ini adalah bagian dari apa yang disebut perkataan yang bernilai.” (Thomas Carlyle, On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History, 1841).

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec
Editor: Khairunnas, S.Hi / Sopian, S. Sos

Penerbit: Tazkia Publishing
ISBN: 9789791906210
Terbit: Februari 2014 , 376 Halaman










Ikhtisar

Nilai-nilai motivasi serta inspirasi yang bersumber dari perkataan dan perbuatan Rasulullah sebagaimana diangkat dalam buky ini sejarahwan Thomas Carlyle mengatakan “Muhammad adalah seorang laki-laki yang jujur dan setia. Jujur dalam perbuatan, perkataan dan pemikirannya. Seorang lelaki yang pendiam apabila tidak ada yang harus dikatakan tetapi selalu bijak dan tulus apabila bicara. Selalu mencerahkan setiap persoalan.” . “(Muhammad adalah) seorang laki-laki yang jujur dan setia. Jujur dalam perbuatan, perkataan dan pemikirannya.... Seorang laki-laki yang pendiam apabila tidak ada yang harus dikatakan, tetapi selalu bijak dan tulus apabila berbicara. Selalu menerangi/mencerahkan setiap persoalan. Ini adalah bagian dari apa yang disebut perkataan yang bernilai.” (Thomas Carlyle, On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History, 1841).

Pendahuluan / Prolog

Muhammad Saw: The Greatest Inspirator & Motivator (Sebuah Pengantar)
Tidak salah apabila dikatakan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah inspirator dan motivator terhebat yang pernah ada. Akhlaknya yang mulia, pemikirannya yang cemerlang, sikapnya yang bijak, dan perilakunya yang konstruktif, memberi dampak pada peningkatan kualitas pribadi dan pencerahan bagi kehidupan umat manusia hingga kini. Catatan kesuksesannya dalam beragam spektrum kehidupan yang amat mengagumkan, semakin memperkokoh kedudukan tersebut.

Kesuksesan multidimensi Muhammad Saw, baik dalam hal self development, business & entrepeneurship, family, dakwah, social-politics, education, legal development, hingga military, tentu tidak terlepas dengan kenabian atau kerasulan-Nya yang istimewa, serta keunggulan-keunggulan karakter yang dimilikinya.

Sejak usia belia hingga dewasa, Muhammad Saw telah memvisualkan dirinya sebagai seorang yang mampu menjaga diri dari beragam pengaruh destruktif kehidupan jahiliyah, sekaligus berhasil mengatasi berbagai kesulitan hidup secara luar biasa (adversity quotient). Sejak usia di bawah 10 tahun, misalnya, ia harus mengais nafkahnya sendiri. Muhammad Saw berjuang melawan semua keterbatasan (a complexlife difficulties) yang dihadapi. Hingga akhirnya, berkat ketangguhannya, di usia yang semakin dewasa, beliau menjadi pengusaha sukses nyaris tanpa modal.

Kesuksesan berlanjut tatkala Muhammad Saw hidup berumahtangga. Munculnya konflik yang mewarnai rumah kenabian dapat beliau atasi secara sangat baik dan tidak ada satu orang pun yang terdzalimi. Bahkan, Nabi berhasil menjadikan kehidupan keluarganya sebagai surga. Surga bagi beliau, para istri, serta semua penghuninya. Sabdanya, “Baitī jannaīi” (rumahku surgaku). Nabi Saw juga memotivasi para pengikutnya hingga hari ini, bahwa; “Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya….”

Daftar Isi

Sampul Buku Depan
Hak Cipta
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bagian I Pengembangan Diri(Self Development)
     1. Berilmu
     2. Sehat & Memiliki Waktu
     3. Berpikir & Berbuat
     4. Memantapkan Niat
     5. Disiplin - Kontinuitas
     6. Kesulitan & Kemudahan
     7. Harapan - Optimisme
     8. Kemandirian
     9. Sabar & Syukur
     10. Sederhana di saat Berkemampuan
Bagian II Pengembangan Sosial (Social Capital and Harmony)
     1. Salam & Sapa
     2. Senyuman
     3. Bersikap Jujur
     4. Menghindari Sikap “Sok Pintar”
     5. Dermawan
     6. Simpati-Empati
     7. Maaf - Memaafkan
     8. Mengendalikan Amarah
     9. Rasa “Malu”
     10. Menyintai - Mengasihi
     11. Memberi Banyak Manfaat
     12. Menjaga Citra
     13. Manusiawi
Bagian III Kepemimpinan (Leadership)
     1. Visioner
     2. Terpercaya
     3. Dukungan untuk Kesuksesan
     4. Berkomunikasi
     5. Konsekuen & Konsistensi
     6. Inisiatif & Memulai
     7. Keteguhan Hati
     8. Berlaku Adil
     9. Bermusyawarah
     10. Penghargaan & Sanksi
     11. Bijaksana
     12. Pujian Secara Tepat
     13. Senang Melayani
     14. Menjaga Hak Umat
     15. Menolak Pengkultusan
     16. Pemecahan Masalah
     17. Kepedulian
     18. “Keistimewaan”Diri
     19. “Keberanian”
     20. Potensi Diri
Daftar Gambar
Sampul Buku belakang

Kutipan

Bagian 1 : Berilmu: Antara Cahaya (Nur) dan Kekuatan (Power)
“Menuntut ilmu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki maupun perempuan”.

Banyak orang yang takut hidup dalam kemiskinan. Tapi, tidak sedikit pula orang yang tenangtenang saja dalam hidupnya meskipun mereka berada dalam kebodohan. Padahal, kebodohan adalah bentuk lain dari kemiskinan. Bahkan, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tidak ada kemiskinan yang melebihi kebodohan“.

Mengenai hal ini, Plato (427 SM - 347 SM), seorang filsuf Yunani mengatakan, “Better off not being born than not educated, because ignorance is the root of poverty”, artinya; lebih baik tidak terlahir daripada tidak terpelajar, karena kebodohan merupakan akar dari kemiskinan.

Kebodohan adalah sumber dari segala sumber kemiskinan. Tidak saja miskin dalam hal ilmu, melainkan juga penyebab dari kemiskinan akhlak dan harta benda. Memang, tidak ada jaminan bahwa orang yang berilmu itu berakhlak mulia serta banyak harta (kaya). Namun, tidak ada akhlak yang terpuji tanpa dilandasi suatu pemahaman ilmu (agama), serta tiada orang yang berhasil meraih kesuksesan materi (kekayaan) tanpa dicapai melalui pengamalan ilmu (pengetahuan untuk meraihnya).