Ikhtisar
Bila jujur membaca sejarah Indonesia, keterlibatan dan peranan warga keturunan Arab tak bisa diabaikan dalam perjuangan meraih kemerdekaan dan memajukan bangsa pasca kemerdekaan. Bangsa Arab juga tidak pernah sekalipun menjajah Nusantara. Kedatangan Islam ke Indonesia adalah melalui jalan perdagangan. Agar generasi muda dan generasi yang akan datang tidak melupakan sejarah atau disesatkan pemahamannya akan sejarah Indonesia, catatan ini dibuat. Dalam buku ini digambarkan peran beberapa warga keturunan Arab di berbagai aspek kehidupan, menjelang dan sesudah kemerdekaan. Ini hanya sebagian cerita, karena sesungguhnya akan masih banyak lagi kisah-kisah perjuangan, kepahlawanan, dan kedermawanan warga keturunan Arab untuk tanah air mereka yang tercinta ini.
Ulasan Editorial
Buku "Ziarah Sejarah" ini diharapkan dapat membantu mengisi kekosongan pengetahuan mereka yang bicara mengenai keturunan Arab di Indonesia, namun tidak memiliki atau miskin pengetahuan mengenai sejarah komunitas ini di bumi Nusantara. Tidak diragukan lagi buku ini amat berguna dan sangat dianjurkan bagi para pemula yang ingin bicara mengenai peran dan kontribusi keturunan Arab di Nusantara sebagai salah satu bacaan rujukan
Antropolog Universitas Indonesia ; Peneliti etnis Betawi dan Hadrami
/
Prof. Yasmine Zaki Shahab, M.A., Ph.D
Perjalanan waktu yang demikian panjang sering kali menenggelamkan pribadi-pribadi yang pernah berjasa. Jika tidak ada seseorang yang meneliti dan menuliskannya, niscaya perang orang-orang yang telah berjasa tersebut akan benar-benar hilang secara permanen. Buku yang ditulis oleh Hamid Nabhan ini adalah hasil dari penelitian mendalam mengenai keturunan Arab atau Azmatkhan yang pernah berjasa dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui buku ini masyarakat diingatkan kembali bahwa keturunan Arab di Indonesia juga memiliki kontribusi besar dalam perjuangan mewujudkan Indonesia yang merdeka
Dosen Ilmu Sejarah Universitas Airlangga
/
Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum.
Sejarah peran pergerakan dan perjuangan keturunan Arab di Indonesia adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia, bukan hanya milik keturunan Arab saja dan yang jauh lebih penting, usaha untuk menuliskan kembali sejarah tersebut adalah bagian dari usaha untuk pembentukan karakter bangsa serta bagian dari da'wah Islam di Indonesia
Direktur Menara Center
/
Nabiel A. Karim Hayaze'
Pendahuluan / Prolog
Pengantar Penulis
Belakangan ini ada sekalangan rakyat Indonesia yang meragukan dan menyangsikan loyalitas warga keturunan Arab terhadap NKRI. Bahkan, beberapa tokoh Islam mengatakan bahwa bangsa Arab adalah penjajah di Nusantara. Keraguan, kesangsian, dan tuduhan ini sesungguhnya menunjukkan kurangnya pengetahuan akan sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang kerap berteriak “NKRI harga mati!” namun menyangsikan peran warga ketu¬runan Arab dalam proses kemerdekaan dan perkem¬bangan negara Indonesia, menjadi seperti tong ko¬song nyaring bunyinya. Nyaring tapi tak ada isinya alias kurangnya pengetahuan dan pemahaman sejarah (ahistoris).
Bila jujur membaca sejarah Indonesia, keterli-batan dan peranan warga keturunan Arab tak bisa diabaikan dalam perjuangan meraih kemerdekaan dan memajukan bangsa pasca kemerdekaan. Bangsa Arab juga tidak pernah sekalipun menjajah Nusantara. Kedatangan Islam ke Indonesia adalah melalui jalan perdagangan. Agar generasi muda dan generasi yang akan datang tidak melupakan sejarah atau disesatkan pemahamannya akan sejarah Indonesia, catatan ini dibuat. Dalam buku ini digambarkan peran beberapa warga keturunan Arab di berbagai aspek kehidupan, menjelang dan sesudah kemerdekaan. Ini hanya sebagian cerita, karena sesungguhnya akan masih banyak lagi kisah-kisah perjuangan, kepahlawanan, dan kedermawanan warga keturunan Arab untuk tanah air mereka yang tercinta ini.
Sebagai pemerhati sejarah Indonesia, dan bukan semata-mata karena keturunan Arab, penulis dengan tekun dan berhati-hati mengumpulkan ser¬pi¬han sejarah yang sebagian besar dari kita lupa. Semoga ini mengingatkan kembali pada pesan Presiden Soekarno “Jas Merah”. Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.
Penulis
Hamid Nabhan - Lahir di Surabaya 15 Agustus. Menyelesaikan pendidikan S1 pada jurusan Pertanian Hama Penyakit di UPN Surabaya. Berprofesi sebagai wartawan mempunyai minat yang sangat besar terhadap sejarah, juga seni khususnya seni rupa dan senang membuat puisi. Hamid Nabhan juga seorang pelukis beraliran impresionis yang sering menjadikan alam sebagai objeknya.
Rajin berpameran tunggal maupun pameran bersama di kota-kota besar di Indonesia. Buku Ziarah Sejarah: Mereka yang Dilupakan merupakan bukunya yang ke-47. Keempatpuluhenam buku sebelumnya dibagikan secara gratis ke sekolah-seko-lah dan perpustakaan di seluruh Indonesia dalam programnya memberikan sumbangsih dalam bentuk literasi kepada masyarakat luas. Buku Ziarah Sejarah: Mereka yang Dilupakan merupakan tulisannya yang dikumpulkan dari kolom Goresan Hamid di berita.id.
Daftar Isi
Hal Judul
Verso
Daftar Isi
Pengantar
Hamid Nabhan (Penulis) | Peran Warga Keturunan Arab di Indonesia
Soetanto Soepiadhy
Nabiel A. Karim Hayaze'
Iwan Mahmud Al-Fattah
Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum
Prof. Yasmine Zaki Shahab, M.A., Ph.D.
Bagian Satu
Awal Mula Perang Diponegoro
Mengenal Ibrahim Madiokusumo
Sayyid Muhammad Shahab dan Awal Mula Perang Padri
Ratusan Tahun Benturan Habaib Dengan Kaum Penjajah
Sekelumit Kisah Pahlawan Iskandar Muda
Sakera Bernama Asli Omar Bawazier
Bagian Dua
Sumpah Pemuda Peranakan Arab
Sayyid Alwi Abdul Aziz Adzamad Khan : Sosok Sang Pemberi Nama NU
Syech Salim Nabhan Diminta Tiadakan AlQuran Terjemahan
AR Baswedan, Sang Perintis Kemerdekaan
Tak Seorang Kawan Pun Sepopuler Hoesin Bafagieh (1900-1953)
Habib Idrus Bin Salim Al Jufri. Namanya Diabadikan Menjadi Nama Bandara
Bagian Tiga
Status Kewarganegaraan "Stelsel Pasif" dari Bung Karno
Rumah Bersejarah, Rumah Hibah
Kisah Madu Arab
M. Asad Shahab, Sang Penyebar Berita Proklamasi
Sang Diplomat Ulung
Penyelamat Bendera Pusaka
Kisah Burung Garuda Tanpa Jambul
Pengakuan Palestina Sebelum Kemerdekaan Indonesia
Surat Pengakuan Kerajaan Saudi Arabia
Bagian Empat
Saleh Bin Husain Bin Yahya, Tokoh Seni Lukis Modern Indonesia
Hitler Mengagumi Konser Sayyid Abu Bakar al Mahdar
Dramawan di Balik Lahirnya Pengakuan Kemerdekaan
Jejak Keturunan Azmatkhan di Indonesia
Sunan Ampel, Cikal Bakal Kota Surabaya
Kisah Sunan Gunung Jati
Kyai Ahmad Dahlan, Sang Pembangkit Kesadaran Bangsa
Mengenang Jasa Sultan Syarief Kasim
Saleh Sungkar, Namanya Diabadikan Menjadi Nama Jalan
Muhammad Husni Thamrin, Tokoh Betawi
KH. M. Mansur, Pejuang dan Tokoh Empat Serangkai
Soetomo, Dokter yang Pejuang Kemerdekaan
Penjahit Sang Saka dan Pendiri Paskibraka
Hadi bin Ahmad bin Hadi, Tokoh PNI
Des Alwi, Pejuang dari Banda Neira
Epilog
KIta Harus Jujur Menulis Tinta Emas Sejarah
Lampiran
Daftar Pustaka
Tentang Penulis