Sejarah dan perkembangan negara Indonesia tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh Islam, baik dari segi pemikiran maupun kiprahnya secara praktis. Sejak prakemerdekaan sampai era demokrasi, kontribusinya dalam berbagai bidang, khususnya ekonomi, turut membentuk peradaban dan kebudayaan bangsa Indonesia, baik dalam skala regional maupun nasional.

Enam tokoh dalam buku ini dipilih berdasarkan standar kreteria ketokohannya dalam ekonomi Islam. Kriteria ketokohan tersebut meliputi (1) pendiri organisasi besar keislaman, (2) pendiri atau perintis lembaga-lembaga penting ekonomi syariah, dan (3) pendiri atau tokoh yang menjadi cikal bakal berdirinya sebuah perguruan tinggi yang memiliki jurusan ekonomi syariah dalam perkembangannya.

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sungguh para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu, maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR At-Tirmidzi, Ahmad, dan Abu Dawud)

Sejarah dan perkembangan negara Indonesia tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh Islam, baik dari segi pemikiran maupun kiprahnya secara praktis. Sejak prakemerdekaan sampai era demokrasi, kontribusinya dalam berbagai bidang, khususnya ekonomi, turut membentuk peradaban dan kebudayaan bangsa Indonesia, baik dalam skala regional maupun nasional.

Pemikiran merupakan awal dari sebuah tindakan, sebagaimana filsafat adalah ibu dari segala ilmu pengetahuan. Pemikiran para tokoh Islam telah banyak menginspirasi sebuah tindakan diambil atau menjadi dasar suatu program dibuat, misalnya di bidang ekonomi syariah.

Selain pemikiran, para tokoh Islam juga banyak terlibat secara langsung dalam pendirian lembaga ekonomi syariah, seperti bank syariah, BMT, keuangan mikro syariah, dan sebagainya. Keterlibatan langsung tersebut mewujud dalam berbagai bentuk, misalnya sebagai pendiri, pemegang saham, anggota tim, konsultan, dan sebagainya.

Melihat besarnya kontribusi tokoh-tokoh Islam Indonesia tersebut, menginspirasi kami untuk mendokumentasikan riwayat hidup, lembaga yang didirikan, dan pemikirannya yang cemerlang ke dalam sebuah buku berjudul Enam Tokoh Ekonomi Islam Indonesia paling Berpengaruh. Buku ini merupakan bunga rampai makalah tugas Mata Kuliah Filsafat Pemikiran Ekonomi Islam yang diampu oleh Bapak Dr. Arip Rahman, Program Pascasarjana Magister Ekonomi Syariah, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia.

Sistematika buku ini disusun secara sederahan berdasarkan urutan usia para tokoh dari tua ke muda. Sementara itu, enam tokoh dalam buku ini dipilih berdasarkan standar kreteria ketokohannya dalam ekonomi Islam. Kriteria ketokohan tersebut meliputi (1) pendiri organisasi besar keislaman, (2) pendiri atau perintis lembaga-lembaga penting ekonomi syariah, dan (3) pendiri atau tokoh yang menjadi cikal bakal berdirinya sebuah perguruan tinggi yang memiliki jurusan ekonomi syariah dalam perkembangannya.

Tujuan dari penyusunan buku ini paling tidak sebagai bentuk syukur dan terima kasih kepada mereka yang telah berdarah-darah turut membangun bangsa dan negara Indonesia. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu proses penerbitan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sebagai manusia biasa, kami terbuka untuk semua saran dari pembaca sebagai pertimbangan perbaikan edisi revisi selanjutnya.

Sampul Buku 6 tokoh Ekonomi Islam Indoneisa
Hak Cipta
Kata Pengantar
Daftar Isi
K.H. Ahmad Dahlan
     Riwayat Hidup
     Gerakan Pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan
     Gerakan Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan
     Percik Pemikiran Ekonomi Islam K.H. Ahmad Dahlan
K.H. Samanhudi
     Riwayat Hidup
     K.H. Samanhudi, Kampung Batik Laweyan, danTaman Pewarta
     Kiprah K.H. Samanhudi melalui SDI
     Sarekat Islam dan Ekonomi Syariah
K.H. Hasyim Asy’ari
     Riwayat Hidup
     Hasyim Kecil yang Besar
     Sang Pengelana Ilmu
     Pemikiran Ekonomi Islam dan Kiprah K.H. HasyimAsy’ari
     Dakwah Ekonomi dan Nahdlah at-Tujjar
     Warisan Ekonomi Islam K.H. Hasyim Asy’ari
     Analisis dan Kesimpulan
K.H. Ali Zein
     Riwayat Hidup
     Kiprah K.H. Ali Zain dalam Ekonomi Syariah
     Kopontren Sidogiri
     BMT MMU
     BMT UGT Sidogiri
K.H. Abdullah Gymnastiar
     Riwayat Hidup
     Yayasan Daarut Tauhid
     Kiprah K.H. Abdullah Gymnastiar dalam EkonomiIslam
Muhammad Syafii Antonio
     Riwayat Hidup
     Menjadi Mualaf
     Pendidikan dan Ekonomi Syariah
     Pemikiran dan Kiprah Muhammad Syafii Antoniodalam Ekonomi Syariah
Daftar Pustaka
Tentang Penulis
Untitled

Riwayat Hidup K.H. Ahmad Dahlan merupakan salah satu ulama besar yang dimiliki bangsa Indonesia dan pendiri organisasi keislaman Muhammadiyah. Kiai Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta, 1 Agustus 1868 dengan nama asli Muhammad Darwis atau Muhammad Darwisy. Dia lahir dari pasangan K.H. Abu Bakar bin Haji Sulaiman dan Siti Aminah binti K.H. Ibrahim sebagai putra keempat dari tujuh bersaudara (Salam, 2009:56). Ayahnya merupakan seorang ulama yang menjabat sebagai khatib di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta.

Kampung Kauman tempat dia lahir dan tumbuh besar merupakan kawasan yang termasuk dalam kategori njeron benteng (kawasan dalam kompleks keraton Yogyakarta), di mana penduduknya adalah abdi dalem keraton Yogyakarta yang ditugasi mengurusi agama (Darban, 2010:2). Nama Kauman sendiri konon berasal dari Bahasa Arab, yaitu qoimuddin yang berarti “penegak agama”, dan masyarakatnya adalah keluarga ulama yang memiliki pemahaman Islam mendalam.

Kiai Dahlan merupakan keturunan Wali Songo yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Secara nasab dari pihak Bapak adalah Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) putra Haji Abu Bakar, putra K.H. Muhammad Sulaiman, putra Kiai Murtadla, putra Kiai Ilyas, putra Demang Jurang Kapindo, putra Jurang Juru Sapisan, putra Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig, putra Maulana Muhammad Fadlullah (Prapen), putra Maulana Ainul Yaqin, putra Maulana Ishaq putra Maulana Malik Ibrahim (Jusuf, 2009: 56).

Riwayat Hidup

Muhammad Syafii Antonio adalah seorang mualaf, dai, tokoh ekonomi syariah, dan pendiri Tazkia Group. Syafii lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 12 Mei 1965 dengan nama asli Nio Cwan Chung sebagai WNI keturunan Tionghoa dari Guangzhou. Sejak kecil dia mengenal dan menganut ajaran Konghucu, karena ayahnya adalah seorang pendeta Konghucu dan ibunya seorang Kristiani.

Ayahnya sebagai kepala keluarga, tidak melarang anak-anaknya memeluk agama apapun, kecuali Islam. Syafii mengikuti ibunya, memeluk agama Kristen Protestan dan berganti nama menjadi Pilot Sagaran Antonio. Namun selain mengenal ajaran Konghucu dan Kristen, dia juga mengenal agama Islam melalui pergaulan di lingkungan rumah dan sekolah. Syafii sering memerhatikan cara beribadah orangorang Islam sampai tanpa sadar, dia suka melakukan gerakan salat secara diam-diam.

Menjadi Mualaf  

Menurut Syafii, antipati ayahnya terhadap agama Islam berangkat dari image orang-orang Islam itu sendiri. Islam itu bagus, apalagi ketika dilihat dari kacamata Alquran dan hadis. Namun kenapa para pemeluknya tidak mencerminkan hal itu sama sekali. Banyak orang Islam yang masih berada di bawah garis kemiskinan, kebodohan, dan kejahatan. Bahkan, ada orang Islam yang bisa mencuri sandal di Masjid, tempat ibadahnya sendiri.

Larangan tersebut membuat Syafii semakin penasaran pada Islam; benarkah demikian? Dia mulai melakukan riset kecil-kecilan tentang Islam dari buku-buku dan percakapan dengan teman-temannya. Syafii mencoba mengkaji Islam secara komparatif dengan agama-agama lain, seperti Konghucu dan Kristen yang dianutnya. Ada tiga pendekatan yang dipakai Syafii untuk melihat Islam lebih dalam, yakni sejarah, alamiah, dan nalar.

Berdasarkan tiga pendekatan itulah, Syafii melihat Islam benar-benar agama yang mudah dipahami ketimbang agama lain. Dalam Islam, dia temukan bahwa semua rasul yang diutus Tuhan ke muka bumi untuk mengajarkan risalah yang satu, yaitu tauhid. Selain itu, Syafii juga mulai jatuh cinta pada Alquran. Sebuah kitab suci yang mengagumkan ketika ditinjau dari sisi bahasa, tatanan kata, isi, berita, sastra, datadata ilmiah, dan lainnya.