Tumbuh pesatnya e-Commerce Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini memiliki dampak yang baik dan juga buruk. Kini dengan jumlah pengguna internet sebesar 68 juta pengguna, serta kemudahan memiliki ponsel pintar membuat masyarakat Indonesia makin dimanjakan termasuk dalam berbelanja.
Kondisi ini membuat Gadgetarian tak perlu berangkat ke pusat pertokoan yang mungkin memiliki jarak yang jauh dan macet untuk membeli barang kebutuhan kita. Gadgetarian kini cukup membuka aplikasi e-Commerce dan mencari barang yang dicari sambil “leyeh-leyeh” bahkan sambil minum kopi.
Tidak puas dengan harga yang ditawarkan oleh sebuah toko online Gadgetarian bisa ke toko online lainnya yang menawarkan barang dengan harga diskon atau sedang promo. Kalau sudah sreg tinggal bayar dan tunggu barang yang kita pesan datang. Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memiliki tingkat pertumbuhan e-Commerce tertinggi di dunia.
Menurut Ketua Umum Indonesian E-Commerce Association (idEA), Aulia E. Marinto melalui siaran pers belum lama ini mengungkapkan bahwa “Data Sensus Ekonomi 2016 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, industri e-Commerce Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir tumbuh sekitar tujuh belas persen dengan total jumlah usaha e-Commerce mencapai 26,2 juta unit,” katanya.
Angka yang fantastis ini merupakan berita baik karena akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih positif namun secara tidak langsung juga dapat membunuh toko-toko konvensional di pusatpusat perbelanjaan meskipun hal ini bisa diperdebatkan. Hal ini karena banyak pula toko-toko konvensional yang masih bertahan karena mampu beradaptasi dengan kemajuan jaman termasuk era digital ini.
