Tampilkan di aplikasi

Mirrorless Camera, big things in a small case

Majalah TPLUS - Edisi 77
23 Januari 2018

Majalah TPLUS - Edisi 77

Sudah bertahun-tahun kita mengenal kamera DSLR sebagai kameranya para profesional.

TPLUS
Sudah bertahun-tahun kita mengenal kamera DSLR sebagai kameranya para profesional. Kamera dengan ciri utama berbadan besar dengan lensa yang bisa diganti-ganti ini merupakan senjata andalan para fotografer profesional. Sedangkan untuk para fotografer amatir biasa menggunakan kamera kompak yang ringan dan mudah pengoperasiannya.

Harganya pun bagai bumi dan langit, karena kamera DSLR bisa berharga hingga puluhan juta rupiah sedangkan kamera kompak seharga 1-2 jutaan saja. Namun sejak 2008 saat Panasonic memperkenalkan Lumix DMC-G1 peta pencitraan digital sedikit demi sedikit berubah. Lumix DMC-G1 merupakan kamera mirrorless pertama yang populer di pasaran kamera dunia.

Walau sebenarnya kamera mirrorless pertama di dunia adalah Epson R-D1 yang diperkenalkan pada tahun 2004 tidak mendapatkan sambutan yang baik sehingga tenggelam begitu saja. Kamera mirrorless merupakan versi ringkas dari kamera DSLR. Hal ini karena kamera mirrorles memiliki proses kerja yang mirip dengan DSLR termasuk bisa gonta ganti lensa.

Perbedaan utamanya adalah jika DSLR menggunkan cermin sedangkan kamera mirrorless tidak menggunakan cermin, makanya dinamakan mirrorless. Berkat diangkatnya cermin dalam kamera maka bodi mirrorless menjadi lebih ringkas dibanding DSLR. Namun teknologi yang digunakannya seperti sensor sama dengan kamera DSLR.

Namun masih banyak fotografer yang enggan menggunakan kamera jenis mirrorles karena banyak yang menganggap kualitasnya masih dibawah kamera DSLR. Seiring perkembangan teknologi yang makin maju kini banyak produsen kamera dunia mulai memproduksi kamera mirrorless dan mereka mgklaim hasilnya tak jauh berbeda dengan kamera DSLR.
Majalah TPLUS di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI