Petani di Desa Gedung Dalem, Keca- matan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung mahum betul bahwa nasib suatu kaum tidak akan berubah, kecuali jika mereka berinisiatif melakukan perubahan. Selama ini warga desa menanam singkong dan hidup dari hasil penjualannya.
Namun kian lama kehidupan mereka tidak banyak berubah, sementara kebutuhan hidup terus bertambah. Hal itu terjadi karena tajamnya luktuasi harga jual singkong ketika musim panen raya. Petani di desa lainnya yang sudah terlebih dahulu beralih menanam jagung dan tanaman hortikultura lainnya sudah banyak mengalami kemajuan.
“Jadi dengan tekad untuk memperbaiki nasib, maka pada 2020 lalu kami sepakat membentuk koperasi dan beralih menanam jagung. Terdapat 130 anggota dan 128 ha luas lahan jagung yang ditanami pada MT-1 ini,“ ujar Ketua Koperasi Tani Gelem Hijau Nasruddin sesaat sebelum panen raya jagung bersama Gubernur Lampung yang diwakili Arinal Junaidi diwaliki Kadis Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Kusnardi, baru-baru ini.
Dijelaskannya, melalui koperasi petani bisa menjalin kerjasama kemitraan dengan pihak ketiga. Untuk pengadaan bibit dijalin kerja sama dengan PT Advanta Sheed Indonesia. Pengadaan pupuk dengan PT Pupuk Kujang dan penjualan hasil panen dengan PT Japfa Comfeed Indonesia. “Dalam penanaman jagung, koperasi menyuplai anggota dengan bibit dan pupuk, yakni 16 kg bibit dan 5 kuintal pupuk untuk lahan 1 ha,” ujar Nasruddin.
