Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Akulturasi Islam dalam Budaya Jawa

Analisis Semiotik Teks Lokajaya dalam LOr.11.629

1 Pembaca
Rp 145.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 435.000 13%
Rp 125.667 /orang
Rp 377.000

5 Pembaca
Rp 725.000 20%
Rp 116.000 /orang
Rp 580.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Teks Lokajaya mengisahkan perjalanan hidup seorang tokoh bernama Lokajaya, Seh Malaya, atau Sunan Kalijaga dalam menuju manusia sempurna. Kisah perjalanan Lokajaya ini melukiskan hubungan horizontal manusia dengan manusia dan hubungan vertikal manusia dengan Tuhannya. Hubungan manusia dengan manusia, khususnya antara murid dan guru, terlihat sewaktu tokoh ini berguru kepada Sunan Bonang. Ia hormat dan taat kepada gurunya. Semua perintah guru ia jalani. Hubungan dengan Tuhannya terlihat dalam episode-episode sewaktu ia menjalani perintah gurunya. Ia disuruh mengambil air zamzam ke Mekkah oleh gurunya. Dalam perjalanan ke Mekkah ia menyimpang masuk samudra. Di situ ia bertemu dengan guru dalam ilmu kebatinan, Nabi Hadir. Ia diberi wejangan tentang ilmu ketuhanan. Akhirnya, ia bisa menemukan identitas dirinya.

Sumber data yang memuat teks Lokajaya sebagai hasil karya sastra klasik sebagian besar berbentuk naskah. Masalah pertama adalah jumlah naskah yang memuat teks Lokajaya, kedudukan masing-masing naskah, versi teks, tempat, dan waktu teks Lokajaya ditulis. Kedudukan naskah yang memuat teks Lokajaya dilihat dari keadaan bacaannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu naskah dengan bacaan baik dan kurang baik. Dilihat dari segi kesakralan, teks ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu naskah Lokajaya sakral dan kurang sakral. Salah satu ciri naskah yang sakral tertulis dengan huruf Arab, sedangkan yang kurang sakral tertulis dengan huruf Jawa. Sesuai dengan isi teks Lokajaya yang memuat amanat ajaran tasawuf, secara kebetulan naskah Lokajaya yang sakral itu sekaligus memuat bacaan yang paling baik. Yang akan dipilih dijadikan dasar penelitian adalah naskah yang bacaannya baik. Setelah salah satu naskah dengan bacaan terbaik Lokajaya terpilih, yang menjadi masalah adalah penyuntingan dan penerjemahan teks itu dalam bahasa Indonesia.

Masalah kedua adalah keadaan struktur teks Lokajaya yang sakral, menyangkut struktur formal dan struktur cerita. Struktur formal meliputi kode sastra dan bahasanya, gaya bahasa, serta varian bahasa yang ada. Struktur cerita meliputi tema, alur, dan penokohan.

Masalah ketiga adalah transformasi teks Lokajaya atas sumber sebelumnya. Sumber sebelumnya meliputi sumber utama, sumber yang lebih tua, dan sumber tambahan. Sumber utama sebelumnya adalah Dewaruci Macapat karya Pujangga Jasadipoera I (1796). Sumber yang lebih tua lagi adalah teks Dewaruci Tembang Gedhe. Sumber tambahan adalah teks suluk dan babad. Teks-teks suluk yang menjadi sumber untuk lebih menambah sifat keislaman ialah Asmarakandhi, Kitab Bonang, Kitab Primbon Jawa Abad Ke-16, Suluk Wijil, dan ajaran “Martabat Tujuh”. Teks babad sebagai sumber untuk menambah cerita menjadi lebih “lengkap” ialah Babad Tanah Jawi dan Babad Bayat. Masalah yang muncul adalah proses transformasi dan motivasi pentransformasian teks Lokajaya dari sumber teks Dewaruci Macapat, teks suluk, babad, dan sumber yang lebih tua, Dewaruci Tembang Gedhe. Fungsi masing-masing teks sumber itu ikut membentuk teks Lokajaya.

Masalah keempat adalah amanat-amanat yang termuat dalam teks Lokajaya, beserta makna semiotiknya. Semuanya disajikan secara eksplisit dan implisit.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Marsono

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9786023864393
Terbit: Februari 2023 , 542 Halaman










Ikhtisar

Teks Lokajaya mengisahkan perjalanan hidup seorang tokoh bernama Lokajaya, Seh Malaya, atau Sunan Kalijaga dalam menuju manusia sempurna. Kisah perjalanan Lokajaya ini melukiskan hubungan horizontal manusia dengan manusia dan hubungan vertikal manusia dengan Tuhannya. Hubungan manusia dengan manusia, khususnya antara murid dan guru, terlihat sewaktu tokoh ini berguru kepada Sunan Bonang. Ia hormat dan taat kepada gurunya. Semua perintah guru ia jalani. Hubungan dengan Tuhannya terlihat dalam episode-episode sewaktu ia menjalani perintah gurunya. Ia disuruh mengambil air zamzam ke Mekkah oleh gurunya. Dalam perjalanan ke Mekkah ia menyimpang masuk samudra. Di situ ia bertemu dengan guru dalam ilmu kebatinan, Nabi Hadir. Ia diberi wejangan tentang ilmu ketuhanan. Akhirnya, ia bisa menemukan identitas dirinya.

Sumber data yang memuat teks Lokajaya sebagai hasil karya sastra klasik sebagian besar berbentuk naskah. Masalah pertama adalah jumlah naskah yang memuat teks Lokajaya, kedudukan masing-masing naskah, versi teks, tempat, dan waktu teks Lokajaya ditulis. Kedudukan naskah yang memuat teks Lokajaya dilihat dari keadaan bacaannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu naskah dengan bacaan baik dan kurang baik. Dilihat dari segi kesakralan, teks ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu naskah Lokajaya sakral dan kurang sakral. Salah satu ciri naskah yang sakral tertulis dengan huruf Arab, sedangkan yang kurang sakral tertulis dengan huruf Jawa. Sesuai dengan isi teks Lokajaya yang memuat amanat ajaran tasawuf, secara kebetulan naskah Lokajaya yang sakral itu sekaligus memuat bacaan yang paling baik. Yang akan dipilih dijadikan dasar penelitian adalah naskah yang bacaannya baik. Setelah salah satu naskah dengan bacaan terbaik Lokajaya terpilih, yang menjadi masalah adalah penyuntingan dan penerjemahan teks itu dalam bahasa Indonesia.

Masalah kedua adalah keadaan struktur teks Lokajaya yang sakral, menyangkut struktur formal dan struktur cerita. Struktur formal meliputi kode sastra dan bahasanya, gaya bahasa, serta varian bahasa yang ada. Struktur cerita meliputi tema, alur, dan penokohan.

Masalah ketiga adalah transformasi teks Lokajaya atas sumber sebelumnya. Sumber sebelumnya meliputi sumber utama, sumber yang lebih tua, dan sumber tambahan. Sumber utama sebelumnya adalah Dewaruci Macapat karya Pujangga Jasadipoera I (1796). Sumber yang lebih tua lagi adalah teks Dewaruci Tembang Gedhe. Sumber tambahan adalah teks suluk dan babad. Teks-teks suluk yang menjadi sumber untuk lebih menambah sifat keislaman ialah Asmarakandhi, Kitab Bonang, Kitab Primbon Jawa Abad Ke-16, Suluk Wijil, dan ajaran “Martabat Tujuh”. Teks babad sebagai sumber untuk menambah cerita menjadi lebih “lengkap” ialah Babad Tanah Jawi dan Babad Bayat. Masalah yang muncul adalah proses transformasi dan motivasi pentransformasian teks Lokajaya dari sumber teks Dewaruci Macapat, teks suluk, babad, dan sumber yang lebih tua, Dewaruci Tembang Gedhe. Fungsi masing-masing teks sumber itu ikut membentuk teks Lokajaya.

Masalah keempat adalah amanat-amanat yang termuat dalam teks Lokajaya, beserta makna semiotiknya. Semuanya disajikan secara eksplisit dan implisit.

Pendahuluan / Prolog

Prakata
Syukur alhamdulillah, atas rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan buku ini. Buku berjudul Akulturasi Islam dalam Budaya Jawa: Analisis Semiotik Teks Lokajaya dalam LOr.11.629 ini merupakan penulisan kembali dengan beberapa revisi penyempurnaan atas disertasi penulis berjudul “Lokajaya Suntingan Teks, Terjemahan, Struktur Teks, Analisis Intertekstual, dan Semiotik” (1996–1997). Isi teks memuat amanat ajaran konsepsi hakikat manusia, hakikat Tuhan, dan ajaran etika dalam menuju manusia sempurna kembali kepada-Nya melalui empat tahap, yaitu syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat dengan tokoh utama Lokajaya/Sunan Kalijaga. Teks ini merupakan hasil akulturasi konsepsi Islam dengan kepercayaan asli Jawa, tetapi pengaruh Hindu-Buddha masih berperan.

Penulis

Marsono - Prof. Dr. Marsono, S.U. lahir di Temanggung pada tanggal 10 Agustus 1949. Ia menyelesaikan studi S-1 (1976), S-2 (1985), dan S-3 (1997) di Universitas Gadjah Mada. Studi pra-S3 di Universitas Leiden, Belanda 1986 —1987. Menjadi guru besar linguistik (1 Mei 2000–sekarang) pada Fakultas Ilmu Budaya UGM, mengajar pada program S-1, S-2, dan S-3 dalam mata kuliah: Linguistik (Fonetik-Fonologi, Linguistik Jawa, dan Semiotika), Ilmu Sastra, Budaya Nusantara/Jawa, dan Ilmu Pariwisata (Pengantar Ilmu Pariwisata, Manajemen Sumber Daya Manusia Pariwisata, Budaya sebagai Daya Tarik Wisata, Psikologi Pariwisata, serta Agro dan Desa Wisata). Ia juga berperan sebagai pendiri Program Studi Pariwisata (2007–2009) dan Ketua Program Studi Pariwisata (2010–2015) di FIB UGM, serta Ketua ICPI (Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia) Wilayah DIY - Jateng (2014–sekarang).


Daftar Isi

Prakata
Daftar Isi
Keterangan Singkatan dan Tanda
Bab I Pendahuluan
     A. Mengungkap Suluk Lokajaya
     B. Kedudukan Teks Lokajaya dalam Dunia Sastra Jawa
          1. Lokajaya
          2. Sastra Mistik dan Suluk
               a. Sastra Mistik
               b. Sastra Suluk
          3. Babad
               a. Babad Tanah Jawi
               b. Babad Bayat
     C. Teks Suluk Lokajaya dalam Kajian Teoretis Ilmu Sastra
          1. Teori Filologi
          2. Teori Sastra
               a. Pendekatan Struktural
               b. Pendekatan Intertekstual
               c. Pendekatan Semiotik
     D. Pengumpulan Data
     E. Pengolahan Data
BAB II Latar Belakang Sosial dan Budaya
     A. Pengantar
     B. Tasawuf
          1. Tasawuf, Suluk, dan Mistik
          2. Sejarah Tasawuf
     C. Waktu dan Cara Agama Islam Masuk Di Wilayah Nusantara
          1. Waktu Masuknya Agama Islam
          2. Cara Islam Masuk di Wilayah Nusantara
     D. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Jawa
     E. Sastra Pesantren Dan Huruf Pegon
     F. Tradisi Macapat Dalam Sastra Jawa
          1. Batasan Macapat
          2. Matra Macapat
          3. Fungsi Macapat
Bab III Naskah, Suntingan Teks, Dan Terjemahan
     A. naskah
     B. Hubungan AntarNaskah
          1. Perbandingan Jumlah Pupuh
          2. Perbandingan Inti Cerita
          3. Usia Naskah (Waktu Penulisan), Gaya Bahasa, dan Asal-Usul Naskah (Tempat Penulisan)
     C. Suntingan Teks Dan Terjemahan
          1. Huruf dalam Teks Lokajaya
          2. Sistem Transliterasi
          3. Suntingan
          4. Terjemahan
Bab IV Struktur Teks
     A. Ringkasan Teks
     B. Struktur Teks Lokajayaa
          1. Tema
          2. Alur
          3. Kode Sastra dan Bahasa
               a. Kode Sastra dan Bahasa Macapat dalam Teks Lokajaya
               b. Persajakan Selain Sajak Akhir Baris dalam Teks Lokajaya
          4. Gaya Bahasa
               a. Gaya Bahasa Perulangan
               b. Gaya Bahasa Perbandingan
               c. Gaya Bahasa Pertentangan
               d. Isyarat Pergantian Ragam ( Jawa: Sasmitaning Tembang)
          5. Varian/Ragam Bahasa
               a. Ragam Bahasa Ngoko
               b. Ragam Bahasa Krama
Bab V Analisis Intertekstual
     A. Lokajaya dalam analisis intertekstual
     B. Konsepsi Manusia Dan Hakikatnya Dalam Hubungan Interteks
          1. Manusia Dijadikan dari Air
               a. Lokajaya
               b. Dewaruci Macapat
               c. Dewaruci Tembang Gedhe
          2. Manusia Wajib Menuntut Ilmu dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Dewaruci Macapat
               c. Dewaruci Tembang Gedhe
          3. Guru sebagai Pemberi Petunjuk dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Dewaruci Macapat
          4. Manusia Tidak Memiliki dalam Hubungan  Interteks
               a. Lokajaya
               b. Dewaruci Macapat
          5. Manusia bagaikan Bayangan dalam Cermin dalam Hubungan Interseks
               a. Lokajaya
               b. Bimasuci Tembang Gedhe
               c. Kitab Bonang
          6. Hidup Manusia bagaikan Wayang dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Bimasuci Tembang Gedhe
               c. Dewaruci Macapat
          7. Manusia  Harus Selalu Ingat, Awas, dan Waspada dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Dewaruci Macapat
     C. Konsepsi Tuhan Dan Hakikatnya Dalam Hubungan Interteks
          1. Tuhan dalam Berbagai Nama dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Dewaruci Macapat
               c. Dewaruci Tembang Gedhe
               d. Kitab Primbon Jawa Abad ke-16
               e. Kitab Bonang
               f. Asmarakandhi
          2. Tuhan yang Menjadikan Segala yang Ada dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Kitab Bonang
               c. Asmarakandhi
          3. Tuhan Tidak dapat Dilihat dengan Mata dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Dewaruci Macapat
               c. Dewaruci Tembang Gedhe
          4. Tempat Tuhan Tiada Arah dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Dewaruci Macapat
               c. Dewaruci Tembang Gedhe
               d. Kitab Primbon Jawa Abad ke-16
          5. Tuhan Sang Pencipta Satu dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Kitab Bonang
               c. Asmarakandhi
          6. Roh (Yang Permana) dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Dewaruci Macapat
               c. Dewaruci Tembang Gedhe
          7. Tuhan Tidak Menyuruh dan Melarang terhadap Kehendak Manusia  dalam  Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Babat Bayat
     D. Empat Tahap Menuju Manusia Sempurna Dalam Hubungan Interteks
          1. Syariat, Tarekat, Hakikat, dan Makrifat dalam Hubungan Interteks
               a. Lokajaya
               b. Kitab Primbon Jawa Abad ke-16
          2. Syariat dalam Hubungan Interteks
               a. Taat kepada Guru dalam Hubungan Interteks
               b. Hormat kepada Guru dalam Hubungan Interteks
               c. Menjalankan Salat dalam Hubungan Interteks
          3. Tarekat dalam Hubungan Interteks
               a. Amanat Menyesali Segala Dosa dan Bertobat dalam Hubungan Interteks
               b. Amanat Bertapa dalam Hubungan Interteks
          4. Hakikat dalam Hubungan Interteks
               a. Amanat Mengenal Tuhan lewat Dirinya dalam Hubungan Interteks
               b. Amanat Mulai Melihat Dirinya dalam Hubungan Interteks
               c. Amanat Mengalami dan Melihat dalam Suasana Alam Kosong dalam Hubungan Interteks
               d. Amanat Melihat Pancamaya dalam Hubungan Interteks
               f. Amanat Melihat Sinar Tunggal Berwarna Delapan dalam Hubungan Interteks
               g. Amanat Melihat Benda bagaikan Boneka Gading yang Bersinar dalam Hubungan Interteks
               h. Amanat Mengalami Keadaan Mati dalam Hidup dan Hidup dalam Kematian dalam Hubungan Interteks
          5. Makrifat dalam Hubungan Interteks
               a. Amanat Merasakan bahwa Keadaan Dirinya dengan Tuhan bagaikan Air dengan Ombak dalam Hubungan Interteks
               b. Amanat Merasakan Nikmat dan Bermanfaat dalam Hubungan Interrteks
               c. Amanat Segala yang Dimaksud Tercapai dalam Hubungan Interteks
               d. Amanat Merasakan bahwa Hidup dan Mati Tidak Ada Bedanya dalam Hubungan Interteks
               e. Amanat Merasakan Hidup di Alam Ambiya 'Kenabian' dalam Hubungan Interteks
               f. Amanat di Dunia sebagai Wakil Tuhan dalam Hubungan Interteks
               g. Amanat Menjalankan Salat yang Sejati dalam Hubungan Interteks
Bab VI Analisis Semiotik
     A. Lokajaya Dalam Analisis Semiotik
     B. Pengertian Amanat
     C. Amanat Dalam Teks Lokajaya
          1. Konsepsi Manusia dan Hakikatnya
               a. Manusia Dijadikan dari Air
               b. Manusia Wajib Menuntut Ilmu
               c. Guru Sekadar Memberi Petunjuk
               d. Manusia Tidak Memiliki
               e. Manusia bagaikan Bayangan dalam Cermin
               f. Hidup Manusia bagaikan Wayang
               g. Manusia Harus selalu Ingat, Awas, dan Waspada
          2. Konsepsi Tuhan dan Hakikatnya
               a. Tuhan dalam Berbagai Nama
               b. Tuhan yang Menjadikan Segala yang Ada
               c. Tuhan yang Menguasai Segalanya Tidak Dapat Dilihat dengan Mata
               d. Tempat Tuhan Tiada Arah
               e. Tuhan Sang Pencipta Satu
               f. Roh (Yang Permana)
               g. Tuhan Tidak Menyuruh dan Melarang terhadap Kehendak Manusia
          3. Empat Tahap dalam Menuju Manusia Sempurna
               a. Syariat
               b. Tarekat
               c. Hakikat
               d. Makrifat
Bab VII Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran
Tentang Penulis