Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Maskulinisme Dalam Konstruksi Ilmu

1 Pembaca
Rp 66.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 198.000 13%
Rp 57.200 /orang
Rp 171.600

5 Pembaca
Rp 330.000 20%
Rp 52.800 /orang
Rp 264.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini ditulis sebagai bentuk ketertarikan penulis terhadap sudut pandang dan model berpikir kritis feminisme dalam filsafat, khususnya dalam epistemologi dan filsafat ilmu. Teori pengetahuan dan filsafat ilmu feminisme menunjukkan bahwa gender sebagai tatanan sosial-politik yang mapan menyediakan atmosfer berpikir yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Pada tatanan yang mana laki-laki memegang kendali atas akses-akses paling mendasar pada produksi pengetahuan, hal tersebut menghasilkan atmosfer maskulin yang mana dunia laki-laki menjadi norma pengetahuan dan berada di atas wilayah kritik. Bentuk pengetahuan dan ilmu yang muncul dalam atmosfer tersebut bukan hanya mewakili cara berpikir laki-laki tentang dunianya, melainkan lebih jauh merefleksikan cara mereka memosisikan diri dan dunia di luarnya. Model pengetahuan yang kemudian menjadi dominan ini bukan hanya mendorong pada apa yang bisa disebut penyingkiran epistemologis terhadap kelompok sosial-politik marginal, melainkan juga menciptakan dominasi epistemologis bagi laki-laki dalam berbagai konteks sosial.

Pemikiran feminisme juga membuka cakrawala yang berbeda. la tidak hanya mengenai ilmu dan pengetahuan, tetapi juga lebih jauh tentang cara manusia sendiri dalam melembagakan keterhubungannya dengan dunianya. Pemikiran feminisme dalam epistemologi dan filsafat ilmu menunjukkan bahwa ilmu bukan hanya mewakili cara manusia memahami dunia di luarnya, melainkan juga merefleksikan cara manusia memosisikan dirinya di dalam dunia dan orientasinya dalam berinteraksi dengan dunia tersebut. Cara berpikir yang mengandaikan keterpisahan dan superioritas manusia atas dunianya akan menghasilkan karakter pengetahuan yang dominatif dan manipulatif.

Argumentasi utama buku ini adalah pengetahuan selalu bergender, demikian juga ilmu. Hal ini berarti, tatanan gender yang sudah umum dijumpai dalam situasi sosial, budaya, dan politik memberikan pengaruh yang mendasar pada produksi, distribusi, institusionalisasi, dan aplikasi pengetahuan serta implikasinya bagi posisi laki-laki dan perempuan dalam tatanan tersebut. Ilmu, dapat dikatakan, dihasilkan di dalam dan berkontribusi pada tatanan tersebut. Namun, pada saat yang sama, ilmu juga memungkinkan perubahan atas tatanan tersebut apabila kehendak pada keadilan dan kesetaraan dapat ditanamkan dalam konstruksi pengetahuan melalui sumber-sumber pengetahuan alternatif.

Buku ini dapat diterima sebagai semacam upaya untuk memperkenalkan pemikiran feminisme dalam disiplin epistemologi dan filsafat ilmu. Kajian atas khazanah pemikiran feminisme di bidang ini masih belum tersentuh untuk konteks kajian filsafat di Indonesia. Hal ini sebenarnya mencerminkan terbatasnya diskusi tentang kritik dan pemikiran feminisme dalam tradisi epistemologi dan filsafat ilmu itu sendiri. Bagi sebagian besar mereka yang berkecimpung di dunia ilmu-ilmu sosial dan humaniora, filsafat itu sendiri, apalagi epistemologi, merupakan wilayah studi yang sulit. Dengan memperkenalkan feminisme, membuat seolah-olah kajian ini menjadi lebih ruwet dan secara akademik hampir tak terjangkau. Barangkali hal-hal tersebut yang membuat pemikiran feminisme dalam studi ini nyaris tidakterdengar di dunia akademik di Indonesia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Rachmad Hidayat

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9786023868742
Terbit: Maret 2024 , 168 Halaman










Ikhtisar

Buku ini ditulis sebagai bentuk ketertarikan penulis terhadap sudut pandang dan model berpikir kritis feminisme dalam filsafat, khususnya dalam epistemologi dan filsafat ilmu. Teori pengetahuan dan filsafat ilmu feminisme menunjukkan bahwa gender sebagai tatanan sosial-politik yang mapan menyediakan atmosfer berpikir yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Pada tatanan yang mana laki-laki memegang kendali atas akses-akses paling mendasar pada produksi pengetahuan, hal tersebut menghasilkan atmosfer maskulin yang mana dunia laki-laki menjadi norma pengetahuan dan berada di atas wilayah kritik. Bentuk pengetahuan dan ilmu yang muncul dalam atmosfer tersebut bukan hanya mewakili cara berpikir laki-laki tentang dunianya, melainkan lebih jauh merefleksikan cara mereka memosisikan diri dan dunia di luarnya. Model pengetahuan yang kemudian menjadi dominan ini bukan hanya mendorong pada apa yang bisa disebut penyingkiran epistemologis terhadap kelompok sosial-politik marginal, melainkan juga menciptakan dominasi epistemologis bagi laki-laki dalam berbagai konteks sosial.

Pemikiran feminisme juga membuka cakrawala yang berbeda. la tidak hanya mengenai ilmu dan pengetahuan, tetapi juga lebih jauh tentang cara manusia sendiri dalam melembagakan keterhubungannya dengan dunianya. Pemikiran feminisme dalam epistemologi dan filsafat ilmu menunjukkan bahwa ilmu bukan hanya mewakili cara manusia memahami dunia di luarnya, melainkan juga merefleksikan cara manusia memosisikan dirinya di dalam dunia dan orientasinya dalam berinteraksi dengan dunia tersebut. Cara berpikir yang mengandaikan keterpisahan dan superioritas manusia atas dunianya akan menghasilkan karakter pengetahuan yang dominatif dan manipulatif.

Argumentasi utama buku ini adalah pengetahuan selalu bergender, demikian juga ilmu. Hal ini berarti, tatanan gender yang sudah umum dijumpai dalam situasi sosial, budaya, dan politik memberikan pengaruh yang mendasar pada produksi, distribusi, institusionalisasi, dan aplikasi pengetahuan serta implikasinya bagi posisi laki-laki dan perempuan dalam tatanan tersebut. Ilmu, dapat dikatakan, dihasilkan di dalam dan berkontribusi pada tatanan tersebut. Namun, pada saat yang sama, ilmu juga memungkinkan perubahan atas tatanan tersebut apabila kehendak pada keadilan dan kesetaraan dapat ditanamkan dalam konstruksi pengetahuan melalui sumber-sumber pengetahuan alternatif.

Buku ini dapat diterima sebagai semacam upaya untuk memperkenalkan pemikiran feminisme dalam disiplin epistemologi dan filsafat ilmu. Kajian atas khazanah pemikiran feminisme di bidang ini masih belum tersentuh untuk konteks kajian filsafat di Indonesia. Hal ini sebenarnya mencerminkan terbatasnya diskusi tentang kritik dan pemikiran feminisme dalam tradisi epistemologi dan filsafat ilmu itu sendiri. Bagi sebagian besar mereka yang berkecimpung di dunia ilmu-ilmu sosial dan humaniora, filsafat itu sendiri, apalagi epistemologi, merupakan wilayah studi yang sulit. Dengan memperkenalkan feminisme, membuat seolah-olah kajian ini menjadi lebih ruwet dan secara akademik hampir tak terjangkau. Barangkali hal-hal tersebut yang membuat pemikiran feminisme dalam studi ini nyaris tidakterdengar di dunia akademik di Indonesia.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah Swt. karena revisi dan penulisan ulang buku ini telah selesai. Bahan material buku ini sebagian besar merupakan diskusi yang dahulunya tersedia dalam buku penulis yang berjudul Ilmu yang Seksis: Feminisme dan Perlawanan terhadap Teori Sosial Maskulin” yang diterbitkan oleh Penerbit Jendela pada tahun 2004. Sebelumnya, buku ini pernah diterbitkan oleh penerbit lain pada edisi pertama. Dengan revisi terhadap beberapa bagian yang dianggap kurang relevan, penyesuaian isi bahasan, dan peringkasan pokok bahasan terhadap edisi awal tersebut maka jadilah buku yang ada di tangan pembaca ini.

Buku ini ditulis sebagai bentuk ketertarikan penulis terhadap sudut pandang dan model berpikir kritis feminisme dalam filsafat, khususnya dalam epistemologi dan filsafat ilmu. Teori pengetahuan dan filsafat ilmu feminisme menunjukkan bahwa gender sebagai tatanan sosial-politik yang mapan menyediakan atmosfer berpikir yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Pada tatanan ketika laki-laki memegang kendali atas akses-akses paling mendasar pada produksi pengetahuan, hal tersebut menghasilkan atmosfer maskulin, dunia laki-laki menjadi norma pengetahuan dan berada di luar wilayah kritik. Bentuk pengetahuan dan ilmu yang muncul dalam atmosfer tersebut bukan hanya mewakili cara berpikir laki-laki tentang dunianya, lebih jauh merefleksikan cara mereka memosisikan diri dan dunia di luarnya. Model pengetahuan yang kemudian menjadi dominan ini bukan hanya mendorong penyingkiran epistemologis terhadap kelompok sosialpolitik marginal, tetapi juga menciptakan dominasi epistemologis laki-laki dalam berbagai konteks sosial.

Pemikiran feminisme juga membuka cakrawala yang berbeda. Ia tidak hanya mengenai ilmu dan pengetahuan tetapi juga lebih jauh tentang cara manusia sendiri dalam melembagakan keterhubungannya dengan dunianya.

Pemikiran feminisme dalam epistemologi dan filsafat ilmu menunjukkan bahwa ilmu bukan hanya mewakili cara manusia memahami dunia di luarnya, melainkan juga merefleksikan cara manusia memosisikan dirinya di dalam dunia dan orientasinya dalam berinteraksi dengan dunia tersebut.

Cara berpikir yang mengandaikan keterpisahan dan superioritas manusia atas dunianya akan menghasilkan karakter pengetahuan yang dominatif dan manipulatif.

Argumentasi utama buku ini adalah pengetahuan selalu bergender, demikian juga ilmu. Ini artinya, tatanan gender mainstream dalam situasi sosial, budaya dan politk memberikan pengaruh yang mendasar pada produksi, distribusi, institusionalisasi, dan aplikasi pengetahuan serta implikasinya bagi posisi laki-laki dan perempuan dalam tatanan tersebut.

Ilmu, dapat dikatakan, dihasilkan di dalam dan berkontribusi pada tatanan tersebut. Namun pada saat yang sama, ilmu juga memungkinan perubahan atas tatanan tersebut apabila kehendak pada keadilan dan kesetaraan dapat ditanamkan dalam konstruksi pengetahuan melalui sumber-sumber epistemologis alternatif.

Buku ini dapat diterima sebagai upaya untuk memperkenalkan pemikiran feminisme dalam disiplin epistemologi dan filsafat ilmu. Kajian atas khazanah pemikiran feminisme di bidang ini masih belum tersentuh untuk konteks kajian filsafat di Indonesia. Hal ini sebenarnya mencerminkan terbatasnya diskusi tentang kritik dan pemikiran feminisme dalam tradisi epistemologi dan filsafat ilmu itu sendiri. Bagi sebagian besar mereka yang berkecimpung di dunia ilmu-ilmu sosial dan humaniora, filsafat sendiri, terlebih epistemologi, merupakan wilayah studi yang sulit. Dengan memperkenalkan feminisme, membuat seolah-olah kajian ini menjadi lebih ruwet dan secara akademik hampir tak terjangkau. Barangkali hal-hal tersebut yang membuat pemikiran feminisme dalam studi ini nyaris tidak terdengar di dunia akademik di Indonesia.

Atas keterlaksanaan penerbitan buku ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesarnya kepada beberapa pihak dan individu; Badan Penerbitan dan Publikasi UGM sebagai sponsor utama dan penerbit buku ini; Ibu Septiana Dwiputri Maharani selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Kerja Sama Fakultas Filsafat UGM yang mendorong dan memfasilitasi produksi buku ini; Bapak Syarif Hidayatullah sebagai koordinator proses persiapan draft buku; Ibu Hastanti Widi Nugroho sebagai reviewer manuskrip buku ini; dan akhirnya kepada UGM Press yang beritikad menerbitkan buku ini; Kumala Sari yang membantu dokumentasi ulang bagian-bagian buku ini.

Penulis berharap semoga buku ini bermanfaat dalam memperkaya khazanah kajian filsafat khususnya epistemologi, merangsang tumbuhnya kesadaran akan aktivitas keilmuan yang berkeadilan, dan mendorong berbagai kajian lanjutan tentang epistemologi, filsafat ilmu dan disiplin filsafat lainnya menurut perspektif feminis.

Yogyakarta, September 2018 Rachmad Hidayat

Daftar Isi

Sampul
Halaman Judul
Halaman Hak Cipta
Pengantar Penerbit
Prakata Penulis
Bab I Pendahuluan
     A. Feminisme Sebagai Kritik Atas Ilmu
     B. Ilmu dan Perbedaan Gender
     C. Agenda Intelektual Feminisme
     D. Istilah-Istilah
Bab ii. Menelaah Ilmu Sebagai Realitas Sosial
     A. Jalur-jalur Pembuka
     B. Ilmu dalam Ruang Publik
     C. Perspektif, Konflik, dan Kepentingan
     D. Status Kebenaran
Bab III. Feminisme Sebagai Kritik Ideologi Ilmu
     A. Kedudukan Perempuan dalam Teori Sosial Modern
     B. Feminisme Sebagai Kritik atas Rasionalitas Modern
Bab IV Relasi-relasi Krusial: Konstruksi Gender dan Rasionalitas
     A. Metodologi dan Genderisasi Ilmu
     B. Seksisme Epistemologi
     C. Gender dan Relasi Kuasa
Bab V Mengatasi Maskulinisme Ilmu
     A. Rekonstruksi Feminis
     B. Feminisme Pengetahuan atau Demaskulinisasi Ilmu
     C. Metodologi dan Strategi Teori Feminis
     D. Teori Titik Tolak Feminis
Bab IV Kesimpulan: Rasio Sebagai Konstruksi Gender
Daftar Pustaka
Indeks
Biodata Singkat