Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Tata Kelola Destinasi Membangun Ekosistem Pariwisata

1 Pembaca
Rp 96.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 288.000 13%
Rp 83.200 /orang
Rp 249.600

5 Pembaca
Rp 480.000 20%
Rp 76.800 /orang
Rp 384.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Dalam perspektif state of the art of management, maka orkestrasi pembangunan kepariwisataan ditentukan oleh faktor : skala, kapasitas, kompleksitas dan sinergi. Setiap destinasi pariwisata yang memiliki entitas spasial, bisnis, sosial budaya dan lingkungan, memerlukan pendekatan sistemik dalam integrasi ekosistem kepariwisataan untuk menjamin kualitas aktivitas, fasilitas dan pelayanan yang optimal. Tata kelola destinasi pariwisata dengan konsep destination management organization dan destinastion governance, menyeimbangkan penerapan nilai etika, estetika dan ekonomi serta lokalitas untuk menciptakan kualitas pengalaman berwisata, optimalisasi manfaat yang inklusif bagi masyarakat serta lingkungan. Model tata kelola destinasi ke depan memerlukan eksplorasi tatanan nilai, lokalitas, keseimbangan, championship, leadership dan akuntabilitas agar menciptakan keunggulan destinasi yang berkualitas (destination excellence) sekaligus menjadi pilihan dan preferensi wisatawan sebagai destinasi pariwisata masa depan (destnation of the future).

(1) ... penggalian nilai lokal diadopsi dalam pembangunan kepariwisataan perlu memperoleh perhatian yang seksama untuk meningkatkan kualitas keunikan, kekhasan, lokalitas dan keutuhan yang menjadi ciri pengembangan destinasi pariwisata agar memiliki point of difference dalam kepariwisataan. Buku ini sangat membantu pembaca mencermati stock of knowledge yang dimiliki bangsa ini sebagai aset dan potensi untuk dikembangkan dengan pendekatan nilai tambah dalam konteks economy of experience berbasis nilai etika, estetika, dan ekonomi...

Drs. I Gede Ardika Menteri Kebudayaan dan Pariwisata 2001-2004

(2) ....Buku ini menegaskan pentingnya mengelola kompleksitas di bidang pariwisata dan menawarkan solusi untuk membangun keterpaduan dan ekosistem. Oleh karena itu, upaya kovergensi pendekatan triple bottom line: people, planet dan profit, memiliki korelasi terhadap tumbuh berkembangnya nilai etika, estetika dan ekonomi dan lokalitas dalam rangka peningkatan kualitas pembangunan berkelanjutan di bidang kepariwisataan.

Prof. Dr. Mari Elka Pangestu Menteri Perdagangan 2004-2010, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2011-2014

(3) ......Untuk memahami sosok pariwisata secara utuh kita harus memandangnya dari berbagai sisi. Sudut pandang nilai adalah salah satu di antaranya. Pariwisata sarat dengan nilai bawaan dan bersua dengan nilai yang tidak selalu sama di destinasi. Lalu destinasi berfungsi sebagai arena kontestasi beragam nilai.Di sini terjadi‘pertarungan’dan interaksi antara nilai etika, estetika, dan ekonomi lokal dengan nilai global yang direpresentasi oleh pariwisata. Interaksi nilai tersebut berlangsung rumit dan sering tidak disadari oleh publik. Bagaimana alur yangterjadi sesungguhnya? Seperti ditegaskan oleh penulis buku ini, “seringkali relasi tidak simetris, sebaliknya menciptakan pola superioritas dan subordinasi, termasuk praktik distribusi ekonomi”. Ia melihat dengan cermat potensi ‘kekalahan’ nilai lokal dalam kontestasi tersebut. Panggung kontestasi nilai masih didominasi oleh warna nilai global, sehingga memicu sikap antipasti komunitas. Inilah, setidaknya, salah satu yang tercuplik dari dinamika perkembangan destinasi pariwisata. Analisis kritis di dalam buku ini makin membuka mata kita, bahwa ancaman potensial terhadap keberlanjutan destinasi pariwisata itu nyata dan semakin mendekat. Mau tidak mau, hiruk-pikuk pembangunan destinasi saat ini harus disangga dengan nilai lokal yang kokoh. Caranya, seperti disarankan penulis,adalah nilai lokal yang positif sangat perlu diakomodasi di dalam aplikasi tata kelola destinasi.Arena pertukaran yang berimbang perlu disiapkan agar hanya nilai-nilai positif internal dan eksternal yang muncul dalam tata kelola destinasi. Analisis dan saran yang disampaikan sangat tepat.

Prof. Dr.-Phil. Janianton Damanik, M.Si Guru Besar FISIPOL UGM& Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM

(4) ‘….A Must Read Book…’, buku ini telah menunjukan bagaimana keberpihakan terhadap kearifan lokal dan gempuran paradigma global dalam dunia kepariwisataan adalah sebuah keniscayaan. Pada saat yang sama buku ini juga menunjukan bagaimana cara memuliakan keragaman budaya lokal dan nilai-nilai luhur yang kita miliki agar menjadi basis dalam merencanakan, membangun dan mengelola pariwisata di Indonesia.

Budi Faisal, Ph.D, Kepala Pusat Prencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2PAR, ITB)

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Frans Teguh

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9786023860713
Terbit: Maret 2024 , 326 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Dalam perspektif state of the art of management, maka orkestrasi pembangunan kepariwisataan ditentukan oleh faktor : skala, kapasitas, kompleksitas dan sinergi. Setiap destinasi pariwisata yang memiliki entitas spasial, bisnis, sosial budaya dan lingkungan, memerlukan pendekatan sistemik dalam integrasi ekosistem kepariwisataan untuk menjamin kualitas aktivitas, fasilitas dan pelayanan yang optimal. Tata kelola destinasi pariwisata dengan konsep destination management organization dan destinastion governance, menyeimbangkan penerapan nilai etika, estetika dan ekonomi serta lokalitas untuk menciptakan kualitas pengalaman berwisata, optimalisasi manfaat yang inklusif bagi masyarakat serta lingkungan. Model tata kelola destinasi ke depan memerlukan eksplorasi tatanan nilai, lokalitas, keseimbangan, championship, leadership dan akuntabilitas agar menciptakan keunggulan destinasi yang berkualitas (destination excellence) sekaligus menjadi pilihan dan preferensi wisatawan sebagai destinasi pariwisata masa depan (destnation of the future).

(1) ... penggalian nilai lokal diadopsi dalam pembangunan kepariwisataan perlu memperoleh perhatian yang seksama untuk meningkatkan kualitas keunikan, kekhasan, lokalitas dan keutuhan yang menjadi ciri pengembangan destinasi pariwisata agar memiliki point of difference dalam kepariwisataan. Buku ini sangat membantu pembaca mencermati stock of knowledge yang dimiliki bangsa ini sebagai aset dan potensi untuk dikembangkan dengan pendekatan nilai tambah dalam konteks economy of experience berbasis nilai etika, estetika, dan ekonomi...

Drs. I Gede Ardika Menteri Kebudayaan dan Pariwisata 2001-2004

(2) ....Buku ini menegaskan pentingnya mengelola kompleksitas di bidang pariwisata dan menawarkan solusi untuk membangun keterpaduan dan ekosistem. Oleh karena itu, upaya kovergensi pendekatan triple bottom line: people, planet dan profit, memiliki korelasi terhadap tumbuh berkembangnya nilai etika, estetika dan ekonomi dan lokalitas dalam rangka peningkatan kualitas pembangunan berkelanjutan di bidang kepariwisataan.

Prof. Dr. Mari Elka Pangestu Menteri Perdagangan 2004-2010, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2011-2014

(3) ......Untuk memahami sosok pariwisata secara utuh kita harus memandangnya dari berbagai sisi. Sudut pandang nilai adalah salah satu di antaranya. Pariwisata sarat dengan nilai bawaan dan bersua dengan nilai yang tidak selalu sama di destinasi. Lalu destinasi berfungsi sebagai arena kontestasi beragam nilai.Di sini terjadi‘pertarungan’dan interaksi antara nilai etika, estetika, dan ekonomi lokal dengan nilai global yang direpresentasi oleh pariwisata. Interaksi nilai tersebut berlangsung rumit dan sering tidak disadari oleh publik. Bagaimana alur yangterjadi sesungguhnya? Seperti ditegaskan oleh penulis buku ini, “seringkali relasi tidak simetris, sebaliknya menciptakan pola superioritas dan subordinasi, termasuk praktik distribusi ekonomi”. Ia melihat dengan cermat potensi ‘kekalahan’ nilai lokal dalam kontestasi tersebut. Panggung kontestasi nilai masih didominasi oleh warna nilai global, sehingga memicu sikap antipasti komunitas. Inilah, setidaknya, salah satu yang tercuplik dari dinamika perkembangan destinasi pariwisata. Analisis kritis di dalam buku ini makin membuka mata kita, bahwa ancaman potensial terhadap keberlanjutan destinasi pariwisata itu nyata dan semakin mendekat. Mau tidak mau, hiruk-pikuk pembangunan destinasi saat ini harus disangga dengan nilai lokal yang kokoh. Caranya, seperti disarankan penulis,adalah nilai lokal yang positif sangat perlu diakomodasi di dalam aplikasi tata kelola destinasi.Arena pertukaran yang berimbang perlu disiapkan agar hanya nilai-nilai positif internal dan eksternal yang muncul dalam tata kelola destinasi. Analisis dan saran yang disampaikan sangat tepat.

Prof. Dr.-Phil. Janianton Damanik, M.Si Guru Besar FISIPOL UGM& Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM

(4) ‘….A Must Read Book…’, buku ini telah menunjukan bagaimana keberpihakan terhadap kearifan lokal dan gempuran paradigma global dalam dunia kepariwisataan adalah sebuah keniscayaan. Pada saat yang sama buku ini juga menunjukan bagaimana cara memuliakan keragaman budaya lokal dan nilai-nilai luhur yang kita miliki agar menjadi basis dalam merencanakan, membangun dan mengelola pariwisata di Indonesia.

Budi Faisal, Ph.D, Kepala Pusat Prencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2PAR, ITB)

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas berkat dan karunia-Nya, buku ini dapat dirampungkan. Prakarsa untuk menulis buku ini berawal dari pembicaraan dengan kolega, teman, dan mahasiswa agar sebagian hasil penelitian disertasi dapat dipublikasikan. Tentu saja, dengan kerendahan hati, kami pun merasa termotivasi dan bangga atas respons tersebut. Buku ini diperkaya dengan beberapa referensi mutakhir dan catatan kaki.

Pada kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan penghargaan yang tulus dan terima kasih kepada para dosen dan pembimbing, Prof. Dr. Baiquni, M.A., Prof. Dr. Phil. Janianton Damanik, M.Si., dan Prof. Dr. Chafid Fandeli, M.S. serta kepada Prof. Dr. I Gde Pitana, Drs. I Gede Ardika, Ir. Firmansyah Rahim, M.M.

dan Dr. Sapta Nirwandar. Ungkapan terima kasih kami haturkan kepada Prof. Dr. Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabinet Indonesia Bersatu dan Dr. Arief Yahya, Menteri Pariwisata Kabinet Kerja. Kami juga memperoleh banyak bantuan dari taman nasional, pelaku pariwisata, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan rekan-rekan DMO Club Meeting. Secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. yang berkenan memberi kata pengantar pada buku Tata Kelola Destinasi Membangun Ekosistem Pariwisata ini.

Penerbitan buku ini secara langsung dan tidak langsung didukung berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kepada Gama Press yang menerbitkan buku ini, kami mengucapkan terima kasih. Disadari bahwa meskipun telah semaksimal mungkin berusaha, tentu masih ada hal-hal yang kurang sempurna. Buku ini menawarkan perubahan dan transformasi berbasis nilai dalam pengembangan pariwisata. Sebagaimana dikemukakan Prahalad C.K. “If you don’t change you die”, atau ditegaskan oleh Peter Drucker bahwa “The greatest change in times of turbulence is not the turbulence … it is to act with yesterday’s logic”. Dalam konteks ini, tata kelola destinasi menyodorkan dan menekankan pendekatan ecosystem thinking berbasis nilai dalam peningkatan kinerja kepariwisataan. Buku ini diharapkan dapat memberikan ruang diskusi knowledge management mengenai kepariwisataan seraya menjadi salah satu referensi dalam rangka peningkatan manajerial pembangunan kepariwisataan serta sebagai kontribusi dalam penjelajahan intelektualitas praksis ilmu kepariwisataan di tanah air.

Jakarta, Februari 2015 Dr. Frans Teguh, M. A.

Daftar Isi

Sampul
Halaman Judul
Halaman Hak Cipta
Prakata
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Diagram
Bab I Kepariwisataan Dalam Konteks Global dan Lokal
Bab II Diskursus Pembangunan Berkelanjutan di Bidang Kepariwisataan
     2.1 Lokalitas dalam Diskursus Pembangunan Berkelanjutan di
Bidang Kepariwisataan
     2.2 Nilai-Nilai Terinduksi Kegiatan Kepariwisataan
     2.3 Kontribusi Keseimbangan Nilai Etika, Estetika, dan Ekonomi
Dalam Kepariwisataan
     2.4 Tata Kelola Destinasi dan Ekosistem Pariwisata
     2.5 Lokalitas dan Tata Kelola Destinasi Pariwisata
Bab III Metodologi
     3.1 Pendekatan Penelitian
     3.2 Metode Analisis
     3.3 Definisi Konsepsional, Definisi Operasional, dan Pertanyaan
Penelitian
     3.4 Sumber Data
     3.5 Perlakuan terhadap Data yang Hilang
Bab IV Kondisi Geografis, Dinamika Budaya, dan Sumber Daya Pariwisata
     4.1 Kondisi Geografis
     4.2 Dinamika Budaya dan Tipologi Masyarakat
     4.3 Sumber Daya Pariwisata
     4.4 Pembangunan dan Perubahan Nilai dalam Masyarakat Lokal
     4.5 Pengelolaan Destinasi Komodo-Labuan Bajo
Bab  V Keseimbangan Nilai Etika, Estetika, dan Ekonomi
     5.1 Etika Lokal
     5.2 Estetika Lokal
     5.3 Ekonomi Lokal
     5.4 Sari
Bab VI Dinamika Nilai Terinduksi
     6.1 Nilai Terinduksi
     6.2 Sari
     6.3 Kontribusi Nilai Lokal dan Nilai Terinduksi
     6.4 Kontribusi Nilai Lokal dan Nilai Terinduksi Terhadap Tata
Kelola: Analisis Jalur
     6.5 Kesuksesan Tata Kelola Destinasi Pariwisata
     6.6 Sari
Bab VII Model Tata Kelola Destinasi Pariwisata
     7.1 Kesuksesan Tata Kelola Destinasi Pariwisata
     7.2 Sari
Bab VIII Tantangan Tata Kelola Destinasi Pariwisata : Membangun Ekosistem Pariwisata
     8.1 Kesimpulan
     8.2 Kontribusi Teori
     8.3 Rekomendasi
     8.4 Implikasi
Daftar Pustaka
Indeks