Yoka Aman Saputra merasa kurang fokus saat kegiatan belajar. Yoka mengaku terganggu karena kelasnya tanpa dinding. Kondisi kelas dan asramanya retak sehingga tidak layak pakai. Dia bersama siswa lainnya harus mengikuti pelajaran di kelas saung, kelas alternatif selama asrama baru belum ada. Kelas yang tersisa sementara dijadikan asrama melengkapi rumah warga sekitar yang disewa.
Yoka merupakan salah seorang siswa yang juga santri beasiswa AIS Daarut Tauhiid (DT). Sudah sejak Agustus kondisi itu dirasakannya. Dia berharap asrama dan kelas barunya bisa segera dibangun sehingga dia bisa belajar dengan nyaman untuk mencapai cita-citanya. Begitu pun dengan ratusan teman Yoka lainnya, yang 80 persennya merupakan siswa beasiswa.
Rupanya harapan Yoka dan ratusan santri AIS Daarut Tauhiid lainnya akan segera terwujud. Setelah proses perencanaan rampung pada September lalu, peletakan batu pertama asrama Serua dilakukan di akhir bulan yang sama. Peletakan batu pertama asrama juga menandai dimulainya keseluruhan pembangunan di DT Serua, termasuk Masjid DT Serua.
Bhekti Triwahyuningtyas, Ketua Tim Monitoring dan Pengendalian Pembangunan (Monpen) DT mengungkapkan, asrama Serua akan dibangun setinggi empat lantai. Letaknya, tepat di tempat kandang kuda saat ini, di depan Dome Masjid DT Serua. “Perencanaan sudah selesai. Sekarang sudah mau masuk ke pembangunan fisik. Kita akan memindahkan kudanya terlebih dahulu,” jelas Bhekti saat ditemui di Gedung Yayasan DT, pertengahan September lalu.
