Indonesia, salah satu negara yang dikenal dengan kesuburan dan kemakmurannya. Saking suburnya, sebelum merdeka, para penjajah betah berlama-lama di Indonesia hanya karena ingin menguasai negeri Indonesia yang kaya dengan aneka sumber daya alamnya ini. Bahkan, para penjajah berdatangan ke Indonesia hanya karena tertarik dengan rempah-rempahnya dan ingin menguasainya.
Setelah merdeka, seluruh rakyat Indonesia dengan bebas mengelola lahan-lahan pertaniannya, salah satunya adalah pesawahan. Orang-orang dengan bangga makan dari hasil sawahnya sendiri, membeli sesuatu dari penjualan hasil sawah sendiri, menggarap sawah sendiri, dan bangga hidup sebagai petani. Sayangnya, kondisi pesawahan di Indonesia saat ini tak seindah pesawahan zaman dulu.
Semakin lama, area pesawahan semakin menyempit dan berubah menjadi perumahan, perkantoran, pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, kini tak jarang rakyat Indonesia harus makan beras yang sengaja didatangkan dari negara lain.
Wakaf Jadi Solusi Merasa permasalahan pangan adalah masalah serius yang harus dihadapi bersama, di tahun 2018 ini Wakaf DT meluncurkan sebuah program baru yang diharapkan dapat menjadi solusi masalah pangan yang saat ini melanda Indonesia. Program tersebut adalah wakaf ketahanan pangan, salah satu program Wakaf Produktif DT akan melibatkan para petani di Indonesia.
Wakaf DT akan menyediakan lahanlahan pesawahan agar dapat berkontribusi ke permasalahan pangan yang ada sekarang. Meskipun sedikit, wakaf DT akan menjadi bagian untuk membantu meminimalisir persoalan pangan. Sederhananya, dengan wakaf ketahanan pangan ini, Wakaf DT secara perlahan akan membebaskan lahan-lahan pertanian yang produktif. Setelah dibebaskan secara bertahap, lahan tersebut akan dikelola sehingga menghasilkan, karena wakaf haruslah produktif dan dapat memberikan manfaat yang luar biasa.
