Proses cut and fill lahan Masjid Daarut Tauhiid (DT) Batam sudah dimulai sejak dua pekan lalu. Dua ekskavator digunakan untuk mengeruk dan membuat grading lahan yang telah ditentukan. Dandung, Pelaksana cut and fill lahan Masjid DT Batam mengatakan, satu ekskavator digunakan untuk menurunkan elevasi bukit dan satu lagi di area food court dan gedung utama Masjid DT Batam.
“Ekskavator yang satu mengerjakan bagian belakang site, untuk mengambil elevasi 36 drajat. Kemudian ekskavator satu lagi untuk mengerjakan bagian food court dan masjid. Jadi ada dua ekskavator yang bekerja,” jelasnya sambil menunjukkan kedua ekskavator bergantian, pada Kamis (18/1) sore.
Dandung menjelaskan, elevasi 36 derajat merupakan kemiringan yang telah ditentukan untuk lahan Batam. Dia menyebutkan, bukit di lahan Batam elevasinya mencapai 45 derajat. “Kita lihat elevasi puncak 45 diturunkan menjadi 36. Ini masih dalam proses,” ujarnya.
Bhekti Triwahyuningtyas, Ketua Tim Monitoring dan Pengendalian Pembangunan (Monpen) DT mengatakan, progres pembangunan Masjid DT Batam mencapai 20 persen, karena sudah memasuki proses cut and fill. Proses persiapan lahan sebelum pembangunan fisik ini ditargetkan rampung dalam dua bulan.
Secara keseluruhan, Bhekti mengungkapkan, pembangunan di DT, termasuk Masjid DT Batam dibagi menjadi tiga tahap, yakni perizinan, perencanaan, dan pembangunan fisik. Masing-masing memiliki bobot persentasi berbeda. Perizinan berbobot 10 persen, perencanaan 30 persen, sedangkan pembangunan fisik 60 persen. “Cut and fill ini termasuk tahap pembangunan fisik,” kata Bhekti.
Pembangunan Masjid DT Batam menjadi peluang bagi siapa saja untuk memperoleh rumah di surga. Caranya, dengan berwakaf, melalui program Wakaf Masjid 3 in 1, untuk membangun masjid yang akan menjadi salah satu Islamic Center tersebut.
