Tampilkan di aplikasi

2022, BRI the most valuable Bank di Asia Tenggara

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 01/MMXVIII
19 Januari 2018

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 01/MMXVIII

Suprajarto, Dirut/CEO PT BRI Tbk / Foto : Warta Ekonomi/Sufri Yuliardi

Warta Ekonomi
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk identik sebagai bank wong cilik. Bank yang kantor kas dan mesin ATM-nya hampir selalu ada di seantero pelosok Indonesia. Apalagi setelah bank BUMN ini meluncurkan satelit sendiri pada 18 Juni 2016 lalu, setidaknya akan ada 25 ribu mesin ATM perusahaan yang terhubung via satelit.

Sampai Agustus 2017, baru 11 ribu ATM yang terkoneksi ke BRISat. Dengan kehadiran satelit, BRI menargetkan setidaknya tambahan 10 juta nasabah baru. Dari sekitar 60 juta nasabah BRI saat ini, baru enam juta nasabahnya yang bisa menikmati layanan internet banking.

Dengan hadirnya BRISat, layanan BRI akan bisa dinikmati di kawasan pengunungan dan sungai, di Wamena (Papua), misalnya. Di usia BRI yang sudah mencapai 122 tahun (1895- 2017), perusahaan sudah menjadi bank nomor satu di Indonesia ditilik dari sisi laba pada 2017 dengan perolehan Rp20 triliun, dan bercita-cita menjadi The Most Valuable Bank in South East Asia pada 2022.

Bagaimana BRI mewujudkan mimpi besarnya itu, sang nakhoda Suprajarto pejabat karier di BRI lebih dari 30 tahun dan sempat menjabat Wakil CEO PT Bank BNI sebelum diangkat jadi CEO BRI pada 15 Maret 2017 memaparkan dalam berbagai kesempatan kepada Arif Hatta dan Yosi Winosa, reporter Majalah Warta Ekonomi. Pada bagian lain, doktor ekonomi jebolan Universitas Padjajaran ini memberi penjelasan kepada Warta Ekonomi dan media lainnya. Berikut petikannya.
Majalah Warta Ekonomi di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI