Tampilkan di aplikasi

Adu inovasi produk kancah pertarungan asuransi jiwa

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 03/XXVIII
19 Maret 2018

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 03/XXVIII

Layanan Digital Asuransi Prudential. / Foto : Warta Ekonomi/Agus Aryanto

Warta Ekonomi
Medan tempur industri asuransi jiwa bukan lagi duel antara perusahaan asuransi joint venture versus asuransi lokal. Pertarungan sesungguhnya dalam kancah adu inovasi produk dan layanan yang sesuai kebutuhan masyarakat. Inovasi produk dengan pemanfaatan fintech menjadi keniscayaan yang tidak bisa dihindari.

“Selamat pagi, bapak dan ibu sekalian....” Sapaan seperti ini khas para pelaku industri asuransi di dalam negeri ketika membuka salam di pertemuan apa pun dan disampaikan tanpa kenal waktu. Apakah pertemuannya itu di pagi, siang, atau malam hari, sapaan itu selalu “selamat pagi”. Kok selamat pagi? Ya, itulah ekspresi optimisme para pelaku di industri asuransi terhadap prospek positif industri yang menjual pengharapan ini.

Prospek positif itu bisa dilihat dari tiga indikator, yakni penetrasi, densitas, dan jumlah pemegang polis. Tingkat penetrasi asuransi di Indonesia terbilang masih rendah, yakni 2,8%. Angka penetrasi itu diperoleh dari pendapatan premi perusahaan asuransi dibagi angka gross domestic product (GDP). Pendapatan premi asuransi pada 2016 sebesar Rp348,7 triliun dan angka GDP Indonesia periode yang sama Rp12.406 triliun sehingga keluarlah angka 2,8% itu.

Di Negari Jiran, seperti Singapura, penetrasi mencapai 7,0%, sedangkan Amerika Serikat 7,1% dan Inggris 12,2%. Selain angka penetrasi, angka densitas atau tingkat premi yang dibayar penduduk juga rendah. Apabila angka densitas semakin tinggi akan semakin bagus. Densitas diukur melalui pembagian antara jumlah pendapatan premi dengan jumlah penduduk.
Majalah Warta Ekonomi di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI