Awal tahun 2015, masyarakat dikejutkan oleh Go-Jek, aplikasi berbasis telepon pintar yang dapat membantu masyarakat untuk mengakses jasa ojek motor dan mobil via online. Setidaknya ada dua pihak yang diuntungkan dari kehadiran aplikasi ini. Pertama, tentu calon pengguna jasa ojek yang tak perlu jauh-jauh ke pangkalan untuk memanggil ojek.
Lalu kedua, si ojek itu sendiri. Keberadaan mereka bisa diakses langsung oleh banyak calon pelanggan tanpa perlu bertemu terlebih dulu. Hal ini menjadi solusi bagi para sopir ojek yang waktunya kerap lebih banyak dihabiskan untuk nongkrong di pangkalan sambil menanti pelanggan datang atau menunggu jatah giliran antara sesama ojek yang mangkal di tempat yang sama.
Di bidang yang lain, munculnya Tokopedia, Bukalapak, OLX, Shopee, dan sebagainya juga turut mencuri perhatian, khususnya di segmen perdagangan online (e-commerce). Bahkan jauh sebelumnya, masyarakat mungkin sudah mengenal keberadaan forum online, seperti KASKUS dan semacamnya, yang kerap dimanfaatkan untuk kepentingan jual beli.
Sekarang ini keberadaan telepon pintar yang telah menjamur di masyarakat yang turut mengikis gap literasi teknologi. Seiring dengan hal itu, bentuk layanan jasa keuangan yang memanfaatkan perkembangan teknologi menjadi kian mudah dan bahkan semakin merangsek masuk ke ranah personal masyarakat karena hampir segala kebutuhan ada di genggaman.
Perkembangan Fintech
Dalam perkembangannya, jenis industri yang kemudian lebih akrab disapa financial technology (fintech) ini kemudian terus berkembang semakin kompleks. Sebagian pihak mencoba memetakannya dengan mengklasifikasi perkembangan perusahaan fintech dalam beberapa kategori.
