Saat ini perkembangan layanan cloud computing sudah mengerucut pada hybrid cloud. Hybrid cloud adalah sebuah solusi yang memungkinkan perusahaan memadukan public cloud dan private cloud berbasis on premises.
Tony Seno, National Technology Officer Microsoft Indonesia, menggarisbawahi faktor keamanan tetap menjadi concern utama dalam hybrid cloud. Sebuah perusahaan bisa menaruh data secara terpisah, misalnya aplikasi dapat ditaruh di public cloud supaya pengembang atau time to market lebih cepat. Data penting yang bersifat rahasia atau bagian dari core business dapat ditempatkan di on premises/data center milik perusahaan, bukan di public cloud– disediakan oleh pihak ketiga.
Salah satu produk hybrid cloud Microsoft, Azure Stack, menawarkan ketangkasan dan inovasi komputasi awan yang cepat ke lingkungan on premises. Hal itu memungkinkan pengalaman hybrid cloud yang konsisten untuk membantu bisnis dalam mengoptimalkan operasional dan memaksimalkan nilai. Saat ini, di Indonesia, Microsoft telah berkolaborasi dengan 6 mitra lokal, antara lain TelkomTelstra, CBNCloud, ViBiCloud, Visionet, Datacomm, dan Angkasa sebagai mitra distributor Azure Stack. Hal tersebut akan dilengkapi dengan fitur hardware security module yang salah satu fungsinya meng-encrypte data pelanggan.
Semetara IBM, memilih pendekatan berbeda yang menawarkan solusi serupa bernama IBM Multicloud Manager. Solusi tersebut memungkinkan perusahaan dapat mengatur data dan aplikasi di berbagai aplikasi cloud dari penyedia layanan berbeda- beda, seperti Amazon dan Microsoft. Dengan demikian, perusahaan bisa mengukur jumlah investasi cloud yang diperlukan dan memiliki nilai bisnis sendiri dan membandingkan masing-masing layanan dari sisi harga, performa, maupun fitur.
