Pertumbuhan usia muda, jumlah mahasiswa dan perantau membuat kebutuhan akan hunian sementara seperti indekos terus meningkat. Tingginya permintaan kos kosan itu pun menjadi salah satu bisnis yang sangat menggiurkan. Bagi perantau yang sedang menempuh pendidikan atau bekerja pasti pernah merasakan pahit dan manisnya hidup indekos. Mulai dari sulitnya mencari kos yang pas dengan hati maupun kantong, hingga berbagai pengalaman tak terlupakan sebagai anak kos. Di era digital seperti sekarang seharusnya tidak sulit lagi mencari kos yang pas, yang akhirnya mempengaruhi kehidupan di perantauan.
Tidak dimungkiri untuk mencari kos yang sesuai dengan harapan tidaklah mudah. Bagaimana harus menelusuri gang dan bertanya dari pintu ke pintu untuk menanyakan ada tidaknya kamar kos yang kosong. Pun ketika menemukannya, belum tentu sesuai dengan harapan, mulai dari harga yang tidak sesuai, atau fasilitas yang tidak cocok. Tapi semua itu menjadi sangat mudah dengan fasilitas pencarian online, yang menampilkan daftar kamar kos kosong di lokasi, dan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan.
Mamikos barangkali adalah solusi yang pas untuk kebutuhan itu. Dengan platform yang khusus dibuat untuk membantu pencari kos ini, pencari kos dapat melihat secara detil informasi mengenai lokasi, fasilitas, hingga biaya sewa. Dengan demikian pencari kos tinggal survei untuk memastikan fasilitasnya memang “oke punya”. Setelah cocok tinggal bayar, sangat cepat dan mudah. Bahkan sebelum sampai di tempat yang dituju, sudah ada gambaran mau indekos di mana. “Di Mamikos sekarang sudah ada 120 ribu kos di seluruh Indonesia di ratusan kota,” ungkap Anggit Tut Pinilih, CEO Mamikos kepada Warta Ekonomi belum lama ini.
