Tak dapat disangkal lagi. Meski tentu kehadirannya selalu diiringi pro dan kontra, namun kehadiran robot harus diakui kian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kisah robot dalam kehidupan manusia seolah tak pernah dipisahkan. Sebagai sebuah media alat bantu, robot tak ubahnya tempat bagi manusia mencurahkan impian keinginan dan mimpinya yang tidak akan pernah bisa tercapai dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya.
Misalkan saja tenaga yang super kuat, kemampuan lari yang sangat cepat hingga kepandaian di atas ratarata, menjadi deretan ‘impian’ manusia yang tidak mampu diwujudkan untuk dimilikinya sendiri dalam dunia nyata, sehingga kemudian dibuat lah robot yang bisa memenuhi berbagai ekspektasi tadi. Fenomena itu terekam jelas dalam dunia perfilman.
Sebut saja i-Robot dan Ex-Machina yang baru saja muncul dalam beberapa tahun terakhir ini. Atau juga kisah legendaris macam Robocop dan Terminator yang selalu dikenang, serta juga Bicentennial Man yang coba membungkus tema robot dengan demikian lembut dan berbeda dengan film-film robot lainnya.
Seperti halnya yang juga terjadi dewasa ini di tengah mewabahnya virus corona di seluruh dunia. Di saat warga dunia semakin panik dan khawatir atas ancaman bakal terpapar virus, pemanfaatan robot kembali hadir dengan membawa harapan baru. Adalah China yang mulai mempelopori penggunaan bantuan robot dalam upayanya melawan penyebaran virus corona di wilayahnya.
Sebagaimana dilansir oleh Kantor Berita China, Xinhua News Agency, pada pertengahan Februari lalu, bahwa para peneliti di Negeri Tirai Bambu telah mulai mengembangkan sebuah robot khusus untuk membantu pemerintah dalam melakukan penyemprotan cairan disinfektan dan upaya sterilisasi di sejumlah wilayah. Robot-robot itu dikendalikan secara remote dari jarak jauh oleh petugas penyemprot sehingga meminimalisasi potensi penularan virus kepada para tenaga kerja yang bertugas.
