Litium adalah mineral logam alkali yang terjadi secara alami di bumi. Nama litium berasal dari bahasa Yunani, lithos yang berarti batu. Jejak litium dapat ditemukan di batu granit di seluruh dunia, juga dalam air maupun tanah.
Jumlah litium sangat banyak, bahkan di dalam makanan yang kita konsumsi. Seperti kalsium dan potasium, tubuh kita membutuhkan litium, agar dapat berfungsi normal.
Meskipun dosis tinggi litium dapat diasosiasikan dengan kondisi mental, faktanya litium adalah nutrisi sangat penting yang mendukung tubuh dan otak dalam banyak hal. Women's Obsession kali ini merangkum manfaat litium bagi kesehatan otak.
Memberikan manfaat neuroprotektif. Litium melindungi sel saraf (neuron) dari kerusakan. Mineral ini tidak hanya mencegah kerusakan sel di sistem saraf pusat, termasuk otak, tetapi juga berperan dalam regenerasi sel dan pemulihan. Dengan kata lain, nutrisi vital ini membantu neuron memperbaiki diri dan tetap tumbuh meskipun dalam keadaan stres. Litium juga memiliki kandungan obat untuk mengobati neurodegeneratif.
Mengatasi stres sehari-hari. Stres adalah bagian normal dalam kehidupan yang kerap kita alami. Namun, penelitian menunjukkan bahwa stres yang terjadi setiap hari secara reguler dapat memengaruhi kesehatan kita. Litium adalah alat efektif untuk melawan emosi yang turun naik dengan ketahanan.
Selain itu, litium juga mampu meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri. Ketika kita dalam keadaan stres, tubuh tidak hanya memproduksi hormon stres, tetapi juga memproduksi radikal bebas. Molekul tidak stabil tersebut dapat merusak sel-sel sehat di tubuh kita.
